FENOMENA KORUPSI: TIKUS SEBAGAI INSPIRASI LUKIS
DOI:
https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.28059Abstract
Corruption is a serious crime that can harm people and even the state. This crime is often done in groups. The perpetrator frequently weren™t penalized and can live freely without being exposed to legal cases due to undetected crimes. They silently steal from others for their personal gain. This action are often being compared to the behaviour of a rat, therefore corruption are often symbolized with rat. This paper use elaboration and synthesis methodology. Elaboration means that the author acquire, explore and, analyse data accurately. The data were elaborate so the author could claim originality by comparing to previous similar paintings. While, synthesis is a combination of elaborative ideas to construct a painting artwork. This painting aims to describe the corruption phenomena that occur in society. Through this work, the author address that corruption can undermine unity, raise conflict, and harm society. Moreover, the author emphasize that corruptors disregard of other people™s right will create disharmony.Keywords: corruption, phenomenon,mouse. AbstrakKorupsi merupakan tindakan yang berbahaya dan dapat merugikan orang lain bahkan negara. Tindakan ini tidak jarang dilakukan secara berkelompok. Tidak jarang pelaku korupsi (korupsi) dapat hidup bebas tanpa terkena kasus hukum. Hal itu dikarenakan perbuatan mereka sulit terdeteksi. Mereka secara diam-diam merampas hak orang lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Tindakan koruptor tersebut sering disamakan dengan tindakan seekor tikus. Oleh karena itu, koruptor disimbolkan dengan seekor tikus. Metode penciptaan penelitian ini adalah dengan elaborasi dan sintesis. Elaborasi maksudnya penulis menggali tentang data-data yang diperoleh serta pengerjaan dengan teliti. Menganalisis dengan teliti dan rinci tentang data-data yang sudah didapat dari proses persiapan. Mengelaborasi data-data tersebut dan membuat orisinalitas dengan tujuan membandingkan karya seni lukis yang akan dibuat dengan karya seni lukis yang serupa sebelumnya. Sedangkan sintesis adalah perpaduaan atau penggabungan semua hasil gagasan pokok yang telah dielaborasi untuk diwujudkan pada karya seni. Pada tahap ini menyatukan semua hasil gagasan pokok yang telah dielaborasi untuk diwujudkan dalam bentuk konsepsi karya. Penciptaan karya lukis ini bertujuan untuk mendeskripsikan terkait fenomena yang terjadi di tengah masyarakat akibat tindakan korupsi. Melalui karya, penulis menjelaskan bahwa tindakan korupsi dapat meruntuhkan persatuan, menimbulkan konflik, dan merugikan masyarakat. Banyak koruptor yang tidak peduli dengan kehidupan orang lain, sehingga timbullah perpecahan. Kata Kunci:korupsi, fenomena, tikus. Authors:Ferdian Ondira Asa : Universitas Negeri PadangSan Ahdi : Universitas Negeri Padang Angga Elpatsa : Universitas Negeri Padang References:Abbas, K. (1975). The Cancer of Corruption. Delhi: Chetana.Arsip. (2021). Arsip Galeri Nasional. arsip.galeri-nasional.or.id/uploads/kliping/3475/_MG_3872.pdf (diakses 12 Juli 2021).Asa, Ferdian Ondira. (2019). œFenomena Korupsi. Hasil Dokumentasi Pribadi: 9 Juni 2019, Padang.Bahari, Nooryan. (2008). Kritik Seni Wacana: Wacana Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Batukarinfo. (2015). Kompetisi Internasional. http://www.batukarinfo.com/news/kompetisi-internasional-trienale-seni-grafis-indonesia-v-2015 (diakses tanggal 6 Juni 2021).Berger, Peter L. dan Thomas Luckmann. (1996). The Social Construction of Reality. Englewod Cliffs, N.J. Pretince-Hall.Djelantik, A.A.M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia.Hamzah, A. (1991). Korupsi di Indonesia dan Pemecahannya . Jakarta: Garamedia Pustaka Utama.I Wayan Agus Gunada. (2020). Ajaran Agama Hindu sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis Tradisional Bali. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 9(1), 158-165.Jhon, M Echol dan Hassan Shadily. (2003). Kamus Inggris Indonesia. Gramedia: Jakarta.Leff, Nathaniel H., dkk. (2003). Corruption A Sociological Interpretative Study with Special Reference to Selected Southeast Asian Case. Kuala Lumpur: Departement of Antropology and Sociology, Faculty of Arts and Social SciencesKartika, Darsono Sony. (2004). Pengantar Estetika. Bandung. Rekayasa Sains.Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (2006). Memahami Untuk Membasmi. KPK: Jakarta.Maulana, A. (2009). Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Absolut.Mocktar, M. A. (2006). Memberantas Korupsi di Indonesia. Jakarta: Q-Communication.Poerwadarminta. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Sidik, Fadjar dan Aming Prajitno. (1981). Desain Elementer. Yogyakarta: ASRI.Susanto, Mikke. (2012). Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta: DictiArt Lab & Djagad Art House.Downloads
Published
2022-01-01
How to Cite
Asa, F. O., Ahdi, S., & Elapatsa, A. (2022). FENOMENA KORUPSI: TIKUS SEBAGAI INSPIRASI LUKIS. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(2), 508–514. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.28059
Issue
Section
Gorga : Jurnal Seni Rupa
License
Copyright (c) 2022 Ferdian Ondira Asa, San Ahdi, Angga Elapatsa
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright
Authors published in this journal agree to the following terms:
- The copyright of each article is retained by the author (s).
- The author grants the journal the first publication rights with the work simultaneously licensed under the Creative Commons Attribution License, allowing others to share the work with an acknowledgment of authorship and the initial publication in this journal.
- Authors may enter into separate additional contractual agreements for the non-exclusive distribution of published journal versions of the work (for example, posting them to institutional repositories or publishing them in a book), with acknowledgment of their initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (For example in the Institutional Repository or on their website) before and during the submission process, as this can lead to productive exchanges, as well as earlier and larger citations of published work.
- Articles and all related material published are distributed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
License
Gorga : Jurnal Seni Rupa is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.