UPAYA PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN SENI BUDAYA BENGKULU TENGAH

Authors

DOI:

https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.39274

Abstract

This research is motivated by the culture of the people of Central Bengkulu which has begun to show symptoms of a shift towards extinction, for this reason efforts to map and develop traditional cultural arts in Central Bengkulu Regency as a whole are needed. This study aims to describe the mapping and development of Central Bengkulu arts and culture. This research method uses qualitative research with data collection techniques in the form of observation, documentation and interviews. The data analysis technique uses an interactive model consisting of three principles, namely: data reduction components, data presentation, and drawing and testing conclusions. The results of the study show that preserving cultural arts in Central Bengkulu is quite concerning because the people of Central Bengkulu adhere to traditional art forms which are really attached to the traditional ceremonies of the Malay people. Ways of cultural development that are seen as strategic include; 1) Re-vitalization, namely by reviving or organizing culture as the embodiment of or reviving a culture that has been destroyed. 2) Re-construction, namely in the form of compiling or rearranging old cultural points that still exist. 3) Re-event, namely creating and building events for cultural performances and exhibitions.Keywords: mapping, development, art, culture. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kebudayaan masyarakat Bengkulu Tengah sudah mulai menunjukan gejala pergeseran kearah kepunahan, untuk itu diperlukan upaya pemetaan  dan pengembangan seni budaya tradsional Kabupaten Bengkulu Tengah secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemetaan dan pengembangan seni budaya Bengkulu Tengah. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yang terdiri tiga prinsip yaitu: komponen reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan serta pengujian kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melestarikan seni budaya di Bengkulu Tengah cukup memprihatinkan karena masyarakat Bengkulu Tengah berpegang teguh pada bentuk kesenian tradisional yang betul melekat dengan upacara tradisional rakyat Melayu. Cara pengembangan kebudayaan yang dipandang strategis diantaranya; 1) Re-vitalisasi, yaitu dengan cara menghidupkan atau menata kebudayan sebagai penubuhan atau menghidupkan kembali kebudayaan yang sudah musnah. 2) Re-konstruksi, yaitu dalam bentuk menyusun atau menata kembali poin-poin kebudayaan lama yang masih ada. 3) Re-evented yaitu menciptakan dan membangun event untuk wadah pertunjukan dan pameran kebudayan.Kata Kunci: pemetaan, pengembangan, seni, budaya. Authors:Mulyadi : Institut Seni Indonesia PadangpanjangFerry Herdianto : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Amelia, D. I. (2021) Peran Pendidikan Seni Dalam Melestarikan Kekayaan Budaya Di Era 5.0 Pada SDN Margadadi IV. Prosiding dan Web Seminar (Webinar) œStandarisasi Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era Human Society 5.0.Ahmad, S. (2013) Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenadamedia Group.Alfani, A. (2022) Perkembangan Festival Kebudayaan Tradisional Tabut di Kota Bengkulu pada Tahun 2013-2020. Skripsi tidak diterbitkan. Palembang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya.Biktagirova, G. F., Utemov, V. V., & Khitryuk, V. V. (2016). The Model of Realization of the Main Professional Educational Curricular for Training Middle Level Specialists. International Journal of Environmental and Science Education, 11(5), 907-914.Christophersen, C. (2013). Helper, Guard or Mediator? Teachers' Space for Action in" The Cultural Rucksack," a Norwegian National Program for Arts and Culture in Schools. International Journal of Education & the Arts, 14.Dianingasih, F. T. (2019). Fungsi Musik Dol Bagi Masyarakat Kota Bengkulu. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.MR, M. H. (2021). Lunturnya Permainan Tradisional. Aceh Anthropological Journal, 5(1), 1-15.Hasanadi, H. (2014). Seni dendang Bengkulu Selatan: Menelisik Sistem Nilai Budaya dan Dampak Sosial Ekonomi Seniman Tradisional. Jurnal Suluah, 14(18), 49-63.Irsal, I. (2017). Makna Etis œPunjung Nasi Sawo pada Acara Pernikahan Suku Rejang di Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara. Manthiq, 2(1).Khairiah, K., & Walid, A. (2020). Pengelolaan Keberagaman Budaya Melalui Multilingualisme di Indonesia. Fikri: Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya, 5(1), 131-144.Koentjaraningrat, K. (2015). Pengantar Ilmu Antropolog. PT Rineka Cipta.Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia dan Kebudayaan (Manusia dan Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman Budaya dan Peradaban, Manusia dan Sumber Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 154-165.Kholis, N., & Mufidah, N. (2020). Community Multicultural Integration Pattern in Environment-Based Learning. International Journal of Instruction, 13(1), 101-124.Nahak, H. M. (2019). Upaya melestarikan budaya indonesia di era globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65-76.Puguh, D. R. (2017). Melestarikan dan Mengembangkan Warisan Budaya: Kebijakan Budaya Semarangan dalam Perspektif Sejarah. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 2(1), 48-60.Permatasari, W. A., & Agustina, A. (2020). Analisis Proses dan Esensialitas pada Tradisi Mandi Bakumbo dalam Pernikahan Adat Melayu di Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 108-113.Ridwan, R. Problematika Keragaman Kebudayaan dan Alternatif Pemecahan (Perspektif Sosiologi). Madaniyah, 5(2), 195079.Rokhayatun, T. S., & Jatilinuar, S. R. K. (2022). Pemetaan Pola Tabuhan Bonang Penerus: Sebuah Upaya Pelestarian Karawitan GAYA Yogyakarta. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi, 22(1), 1-14.Suparno, S., Alfikar, G., Santi, D., & Yosi, V. (2018). Mempertahankan Eksistensi Budaya Lokal Nusantara Ditengah Arus Globalisasi Melalui Pelestarian Tradisi Gawai Dayak Sintang. Jurnal Pekan: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 3(1), 43-56.Sari, R. W. (2019). Eksistensi sebuah tradisi Tabut dalam Masyarakat Bengkulu. Majalah Ilmiah Tabuah: Talimat, Budaya, Agama dan Humaniora, 23(1), 47-58.Sari, F. D., Pratama, H. N., & Setiawan, I. (2020). Identifikasi Umah Adat Pitu Ruang sebagai Produk Kebudayaan Gayo. Studi Kasus: Umah Reje Baluntara di Aceh Tengah. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 451-454.Tabuena, A. C. (2022). Inclination State on the Philippine Culture and Arts Using the Appraisal Theory: Factors of Progress and Deterioration. Participatory Educational Research (PER), 09(01), 388-403.

Author Biographies

Mulyadi Mulyadi, Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Program Studi Seni Musik Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan

Ferry Herdianto, Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Program Studi Seni Musik Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan

Downloads

Published

2022-12-30

How to Cite

Mulyadi, M., & Herdianto, F. (2022). UPAYA PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN SENI BUDAYA BENGKULU TENGAH. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 11(2), 662–667. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.39274

Issue

Section

Gorga : Jurnal Seni Rupa