TRADISI UPACARA KEMATIAN PADA ETNIS KARO DI DESA SUKANDEBI KECAMATAN NAMANTERAN KABUPATEN KARO
DOI:
https://doi.org/10.24114/ph.v6i1.23221Keywords:
Upacara Kematian, Utang Adat. Maneh-Maneh, Morah-Morah, Sapu-Sapu Iluh.Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Tradisi Upacara Kematian Pada Masyarakat Karo di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo. Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Kualitatif dengan menggunakan metode penelitian digital, dimana penulis melihat dan mengamati melalui kaset CD, kemudian penelitian lapangan untuk melakukan wawancara dengan narasumber dan didukung dengan penelitian Library research. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tradisi upacara kematian, hal pertama yang akan dilakukan oleh masyarakat Karo adalah Runggu (musyawarah) oleh kalimbubu, sukut dan anak beru. Kemudian acara yang dilaksanakan selanjutnya adalah pembayaran utang adat, Utang adat pada kematian cawir metua dinamakan œmaneh-maneh dan barang yang diberikan kepada kalimbubu berupa beka buluh dan kain jongkit. Pada jenis kematian tabah-tabah galuh, utang adat nya dinamakan œmorah-morah dan barang yang diberikan kepada kalimbubu berupa baju jas atau kebaya ataupun pakaian sehari-hari selama hidupnya. Dan pada upacara kematian mati muda dinamakan sebagai œsapu-sapu iluh barang yang diberikan kepada kalimbubu adalah baju yang dipakai semasa hidupnya. Kemudian acara gendang (menari) sekaligus pemberian kata penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan. Dalam pelaksanaan pembayaran utang adat akan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan dan kesanggupan perekonomian dari keluarga yang mengalami kematian tersebut. Barang serta benda yang dijadikan sebagai utang adat juga dapat disesuaikan dengan kesanggupan keluarga, oleh karena itu biasanya utang adat harus dibayar meskipun barang yang diberikan hanya berupa baju sehari-hari yang dipakai oleh orang yang meninggal tersebut. Jika utang adat orang yang meninggal tersebut tidak dibayar, maka dikemudian hari juga harus dibayar kan oleh anak-anaknya. Karena utang adat merupakan suatu kewajiban bagi masyarakat Karo untuk dijalankan.Downloads
Published
2021-01-11
Issue
Section
Articles
License
Copyright (c) 2021 Indah Permata Sari Bukit, Hafnita Sari Dewi Lubis

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah oleh Abdul Haris Nasution disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.