Analisis Spasial yang Mempengaruhi Perkembangan Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun Tahun 2005-2010
DOI:
https://doi.org/10.24114/jg.v4i2.8057Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Faktor fisik geografi yang mempengaruhi perkembangan Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun (2) Faktor nonfisisk yang mempengaruhi perkembangan Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun.Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ujung Padang pada tanggal 20 Juni 2012 sampai 20 Juli 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh desa yang ada di Kecamatan Ujung Padang yang terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan. Popoulasi ini sekaligus menjadi sampel (total sampling). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan studi dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) letak Kecamatan Ujung Padang yang strategis menjadikan Kecamatan ini sebagai daerah transit dan produksi kelapa sawit. Jarak yang terjangkau sekitar 25 km ke Kabupaten Batubara, 45 km ke Kabupaten Asahan, dan 25 Km ke Kecamatan Bosar Maligas memberikan kemudahan aksesibilitas bagi penduduk untuk melakukan interaksi. Iklim di kecamatan ini termasuk jenis iklim tropis. Luas penggunaan lahan pertanian sebesar 85%. Topografi kecamatan ini berada pada ketinggian 25 m dpl dengan kondisi datar sampai agak curam 0-40%. Sumberdaya alam diketahui luas panen sekitar 3,485 Ha dengan produksi 19,27 ton untuk padi sawah, dan 14.129,47 Ha dengan jumlah produksi 42.917,53 ton untuk kelapa sawit. (2) tidak terjadi pertumbuhan penduduk selama 5 tahun karena pertumbuhan nya hanya -1,46%. Jenis permukaan jalan berbatu 76%, beraspal 19%, pengerasan 5%, kondisi jalan baik 73%. Sarana pendidikan dan kesehatan yang sudah memadai membuat kecamatan ini mudah untuk berkembang.Kata kunci: Analisis Spasial, Perkebangan WilayahReferences
Akbariansyah. 2000. Analisis Dinamika Spasial Penggunaan Lahan Kaitannya Dengan Perkembangan Wilayah ( Studi Kasus Propinsi DKI Jakarta). Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian Bogor Insttitut Pertanian Bogor
Anonimus.2008. http://skripsidisini.blogspot.com/2008/12/faktor-faktor-pendukung-pemekaran.html (diakses Jum™at, 10 februari 2012 Pukul 20.30 WIB)
Arnoff S. 1993. Geographic Information System : A management Perspektive. Ottawa Canada : WDL Publications
Barus B. Us Wiradisastra. 2000. Sistem Informasi Geografi Sarana Manajemen Wilayah. Bogor : Lab Indraja dan Kartografi
Bintarto.1989. Interaksi Desa Kota, Jakarta : Ghalia
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2010. Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2009/2010. Medan : Kerjasama Bappeda Provinsi Sumatera Utara dengan BPS Provinsi Sumatera Utara.
(http://skripsidisini.blogspot.com/2008/12/faktor-faktor-pendukung pemekaran.html (diakses Jum™at 10 februari 2012/20.30)
Harmantyo, Djoko.2007. Pemekaran Daerah Dan Konflik Keruangan, Kebijakan Otonomi Daerah dan Implementasinya di Indonesia. Jurnal Ilmu Pengetahuan Alam, (Online), No 1 (diakses Jum™at, 27 Januari 2012/11.27 WIB)
Huzain, Alkodra.2008. Perkembangan Wilayah Kecamatan di Kabupaten Lahat Sebelum dan Setelah Pemekaran. Tesis (Tidak Diterbitkan). Semarang: Program Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro
Jayadinata T Johara.1999. Tata guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan & Wilayah. Bandung : Institut Teknologi Bandung
Koestoer, R,H.1997. Perspektif Lingkungan Desa Kota Teori dan Kasus. Jakarta : UI Press
Lumbantoruan, W. (2010). STUDI PERKEMBANGAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SIG. JURNAL GEOGRAFI, 2(2), 93-106.
Lumbantoruan, W. (2011). Keadaan Desa Balimbingan Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. JURNAL GEOGRAFI, 3(1), 39-46.
Marta, Ronal. 2011. Analisis Spasial Disparitas Pembangunan Antar Wilayah di Provinsi Sumatera Barat. Tesis (Tidak Diterbitkan). Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Mujahid, Syukri. 2011. Analisis Potensi Kecamatan Sipirok Sebagai Ibukota Kabupaten Tapanili Selatan. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Mujiburrahman. 2008. Dampak Pemekaran Aceh Timur (Kabupaten Induk) terhadap Pengembangan Wilayah. Tesis. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Muzawwir, ahmad.2008. Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah Kabupaten Batu Bara dalam Perpektif Peraturan Pemerintah No. 129 Tahun 2000. Tesis. Sekolah Pascasarjana USU. Medan
Nugroho I Dahuri R.2004. Pembangunan Wilayah Dalam Perspektif Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Jakarta : LP3S Indonesia
perpus.yipd.or.id diakses Jum™at 10 februari 2012 pukul 20.59 WIB
Prahasta E. 2007. Sistem Informasi Geografi. Totorial Arcview. Bandung : Informatika
repository.upi.edu/operator/upload/s_geo_023460_chapter2.pdf)
Rustiadi E,Saefullah S,Panuju DR.2004. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Edisi Juli 2007. Bogor : Fakultas Pertanian IPB
Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara
Simangunsong, S., & Lumbantoruan, W. (2011). Keadaan Permukiman Penduduk di Kelurahan Tigaraja Kecamatan Girsang Si Pangan Bolon Kabupaten Simalungun. JURNAL GEOGRAFI, 3(2), 31-42.
Sugiharto.2008. Pembangunan dan pengembangan Wilayah.Medan : USU press
Surya, Fuji Elyana. 2010. Analisis Perkembangan Kota Majalengka Sebagai Ibukota Kabupaten. Skripsi (tidak diterbitkan). Bandung: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Tanjung, Farida.2006. Perkembangan Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 1996-2005. Skripsi: Medan Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Unversitas Negeri Medan
Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah : Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara.
Tobing L Sondang Maria. 2007. Studi Tentang Perkembangan Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu di Tinjau Dari Aspek Geografi Tahun 2000-2005. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Unversitas Negeri Medan
Yunus, H. 1999. Struktur tata Ruang Kota. Yogyakarta : Pustaka Pelajar