Kajian Tingkat Bahaya Erosi Untuk Arahan Konservasi Tanah Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan Di Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
DOI:
https://doi.org/10.24114/jg.v10i1.7898Abstract
AbstrakTujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat erosi guna mendapatkan acuan konservasi tanah pada berbagai tipe penggunaan lahan di Kecamatan Merdeka. Penelitian ini menggunakan metode survei analisis prediksi erosi yang dilakukan dengan metode USLE. Hasil penelitian menunjukan bahwa laju erosi tertinggi terdapat pada penggunaan lahan tegalan yaitu sebesar 2.959,018 ton/ha/tahun, sedangkan erosi terendah terdapat pada penggunaan lahan permukiman yaitu sebesar 29,810 ton/ha/tahun. Erosi terbolehkan tertinggi dan terendah terdapat pada penggunaan lahan semak belukar yaitu masing “ masing sebesar 36,96 ton/ha/tahun dan 6,81 ton/ha/tahun. Indeks bahaya erosi tertinggi terdapat pada penggunaan lahan Hutan sekunder yaitu sebesar 342 ton/ha/tahun, sedangkan indeks bahaya erosi terendah terdapat pada penggunaan lahan semak belukar yaitu sebesar 1,08 ton/ha/tahun. Ada 3 (tiga) kategori tingkat bahaya erosi di Kecamatan Merdeka yaitu tingkat bahaya erosi level sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Teknik konservasi tanah mekanik yang digunakan seperti teras bangku, guludan, saluran penampungan air, saluran pengelak, dan penanaman sejajar kontur sedangkan teknik konservasi vegetatif yaitu seperti tumpang sari, mulsa organik, pengkayaan tanaman keras, pohon serbaguna, kebun campuran, dan tanaman penutup tanah. Kata kunci : Erosi Tanah metode USLE, Indeks Bahaya Erosi, Konservasi Tanah Abstract The purpose of this research is to know the level of erosion to get the reference of soil conservation on various types of land use in Merdeka District. This research used erosion prediction analysis survey method with USLE method. The results showed that the highest erosion rate was found on the using of land, of 2,959,018 tons/ha/ year, while the lowest erosion was found on the use of settlement land of 29,810 tons / ha / year. The highest and lowest permissible erosion was found in the use of scrubland, of 36.96 ton / ha / year and 6.81 tons/ha/ year respectively. The highest erosion hazard index was found in secondary forest land use of 342 tons/ha /year, while the lowest erosion index was 1,08 tons /ha/year. There are 3 (three) categories of erosion hazard in Merdeka District, they are medium, high, and very high erosion level. Mechanical soil conservation techniques are used such as bench terraces, bunds, water reservoirs, ducts, and parallel planting of contours while vegetative conservation techniques such as intercropping, organic mulch, hardwood enrichment, multipurpose trees, mixed gardens, and cover crops. Keywords : Soil Erosion USLE method, Erosion Hazard Index, Soil ConservationReferences
Anwar, R.M., Pudyono., Sahiruddin, M. 2009. Penanggulangan Erosi Secara Struktural Pada Daerah Aliran Sungai Bango. Jurnal Rekayasa Sipil : 3 (1) : 51
Ariyanto, D. P., & Widijanto, H. (2013). Kajian Klasifikasi Bahaya Erosi dengan Sistem Informasi Geografi di Daerah Hulu Waduk Sempor, Gombong. Sains Tanah-Journal of Soil Science and Agroclimatology, 5(2), 121-128.
BPS (Badan Pusat Statistik). 2016. Kecamatan Merdeka Dalam Angka. Kabanjahe : Pemerintah Kabupaten Karo
Bukhari, I., Lubis, K. S., & Lubis, A. (2014). Pendugaan Erosi Aktual Berdasarkan Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi, Kemiringan Lereng dan Erodibilitas di Hulu Sub DAS Padang. Agroekoteknologi, 3(1).
Butar, M. J. O. B., Lubis, K. S. L. K. S., & Sitanggang, G. S. G. (2013). Pendugaan Erosi Tanah di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Berdasarkan Metode USLE. Agroekoteknologi, 1(2).
Erfandi, D. (2014). Strategi Konservasi Tanah Dalam Sistem Pertanian Organik Tanpa Olah Tanah. Prosiding seminar nasional pertanian organik
Fatmaraga, M. A. (2013). Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Multi Temporal Untuk Kajian Tingkat Bahaya Erosi (Kasus di Sub DAS Karang Mumus, Kalimantan Timur) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Firdaus, G., Haridjaja, O., & Tarigan, S. D. (2016). Analisis Respon Hidrologi terhadap Penerapan Teknik Konservasi Tanah di Sub DAS Lengkong Menggunakan Model SWAT. Jurnal Tanah dan Lingkungan, 16(1), 16-23.
Giyanti, F. D. (2016). Identifikasi Tingkat Bahaya Erosi Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) Pada Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Riam Kanan. Jurnal Purifikasi, 14(1), 1-10.
Hammer, W.I. 1981. Soil Conservation Consultant Report Center For Soil. Research. LPT. Bogor Indonesia
Lathifah, D. H., & Yunianto, T. (2013). Hubungan Antara Fungsi Tutupan Vegetasi dan Tingkat Erosi DAS Secang Kabupaten Kulonprogo. Jurnal Bumi Indonesia, 2(1).
Makhrawie. 2012. Evaluasi Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa Pada Areal Lahan Kering di Kota Tarakan. Jurnal Media Sains : 4 (2) : 185
Meylina,E., Wahyuningsih,S., & Pudjojono, M. (2015). Estimasi Tingkat Erosi Pada Sistem Tumpangsari Kopi “ Tanaman Semusim Menurut Metode MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) di Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Teknologi Pertanian. 1(1).
Rachman, M. 2012. Konservasi Nilai Dan Warisan Budaya. Jurnal Konservasi Indonesia: 1 (1) : 31-38
Sutrisno, J., Sanim, B., Saefuddin, A., & Sitorus, S. R. (2013). Arahan Kebijakan Pengendalian Erosi dan Sedimentasi di Sub Daerah Aliran Sungai Keduang Kabupaten Wonogiri. Sains Tanah-Journal of Soil Science and Agroclimatology, 8(2), 105-118.
Wischmeier W.H., and D.D. Smith. 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses: Aguide to Conservation Planning. USDA Handbook No. 537. Washington DC.
Yudhistira., Hidayat, K.W., Hadiyarto, A. 2011. Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi. Jurnal Ilmu Lingkungan : 9 (2) : 77
Zahro, F., Usman, F., Wardhani, K.D. 2011. Arahan Fungsi Lahan Berdasarkan Pendekatan Konservasi Tanah kawasan Pesisir Utara Jawa Timur Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Jurnal Tata Kota dan Daerah : 3 (1): 34