ANALYSIS OF THE SA'O ATALAKI TRADITIONAL HOUSE, ENDE REGENCY IN A GEOGRAPHICAL SPATIAL PERSPECTIVE
DOI:
https://doi.org/10.24114/jg.v14i2.36392Abstract
Indonesia is one of the countries in the world with various kinds of cultural diversity and different customs. Culture and traditions are formed due to several factors, one of which is geographical factors. Along with the development of the times, culture and customs have an essential role in creating the spatial structure. The spatial frame formed in each region will vary according to the ordinary conditions of the community in carrying out life. A spatial pattern influenced by geographical factors is the Sa'o Atalaki house, located in the Wolotopo traditional village, Ende Regency, East Nusa Tenggara. This study examines the spatial pattern of the Sa'o Atalaki traditional house and its relationship to geographic spatial patterns. This research uses a descriptive analysis method with literature study and direct observation. The study results are the spatial pattern of the Sa'o Atalaki traditional house consisting of several parts that function as a burial place, a deliberation room, and a traditional offering room for ancestors. Meanwhile, spatial planning in geography is divided into no parts, namely spatial, spatial ecology, and spatial complex. The spatial arrangement of traditional houses and geography is made according to the needs of each spatial function, as well as social and environmental impacts. Keywords: Traditional House, Spatial, Sa'o Atalaki, Geographical Spatial, Ende RegencyReferences
Achmad, Z. H., Antariksa, & Nugroho, A. M. (2017). Kosmologi Ruang Vertikal dan Horizontal Pada Rumah Tradisional (Sa™ O) Desa Adat Saga. Jurnal Teknik Arsitektur Arteks, 1(2), 171“184.
Atmaja, D. M. (2015). Pengelolaan Tata Ruang Berbasis Kearifan Lokal Pada Masyarakat Adat Panglipuran Kabupaten Bangli. Jurnal Ekosains, VII(1), 15“25.
Coenen, L., Benneworth, P., & Truffer, B. (2012). Toward a Spatial Perspective on Sustainability Transitions. Research Policy, 41(6), 968“979. https://doi.org/10.1016/j.respol.2012.02.014
Diem, A. F. (2012). Wisdom of the Locality (Sebuah Kajian: Kearifan Lokal Dalam Arsitektur Tradisional Palembang). Berkala Teknik, 2(4), 299“305.
Dilabur. (1991). Ruang, lingkungan dan wilayah: suatu konsep dasar geografi. Forum Geografi, 09(2), 1“12.
Edo, V. R. (2018). Pola Tata Ruang Kampung Adat Wologai di Desa Wologai Tengah Kabupaten Ende. Ruang-Space, Jurnal Lingkungan Binaan (Space : Journal of the Built Environment), 5(2), 201. https://doi.org/10.24922/jrs.v5i2.43000
Fadilla, R., Sudarsono, B., & Bashit, N. (2018). Analisis Kesesuaian Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Rencana Tata Ruang/Wilayah Di Kecamatan Penjaringan Kota Administratif Jakarta Utara Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip, 7(1), 192“201.
Fitriana, E. (2018). Pola Keruangan Budaya Oloh Salam Masyarakat Kalimantan Tengah dengan Pendekatan Geospasial. Jurnal Geografi, 10(1), 74. https://doi.org/10.24114/jg.v10i1.7988
Giyarsih, S. R. (2012). Koridor Antar Kota Sebagai Penentu Sinergisme Spasial: Kajian Geografi Yang Semakin Penting. Tataloka, 14(2), 90“97.
Halim. (2011). Perkembangan Rumah Tradisional Muna. Unity: Jurnal Arsitektur, 1(2), 68“79.
Hasan, M. H. (2021). Pola dan Struktur Ruang Kelurahan Bulukunyi Sebagai Ibukota Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar. Geoedusains: Jurnal Pendidikan Geografi, 2(1), 25“35. https://doi.org/10.30872/geoedusains.v2i1.536
Iskandar, F., Awaluddin, M., & Yuwono, B. (2016). Analisis Kesesuaian Penggunaan Lahan Terhadap Rencana Tata Ruang/Wilayah Di Kecamatan Kutoarjo Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip, 5(1), 1“7.
Mbete, A. M. (2006). Khazanah Budaya Lio-Ende. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kabupaten Ende
Molbang, A., & Nurcahyo, A. (2016). Rumah Adat Lakatuil Di Desa Bampalola Kecamatan Alor Barat Laut Kabupaten Alor NTT (Kajian Historis, Nilai Filosofi, Serta Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah). Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 6(02), 51“74. https://doi.org/10.25273/ajsp.v6i02.1040
Sutomo. (2013). Kompetensi Pembelajaran Geografi Dalam Penanaman Konsep Geo-Spasial Siswa Untuk Pembangunan Karakter. Jurnal Geo Edukasi (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Geografi). 2, 39“43.
Regita, R. (2018). Kajian Bentuk, Fungsi Dan Makna Ragam Hias Rumah Bolon Simalungun Berdasarkan Tatanan Sosial Budaya Masyarakat Simalungun. Artic, 2, 73“82. https://doi.org/10.34010/artic.2018.2.2525.73-82
Ririmasse, M. N. R. (2007). Ruang Sebagai Wahana Makna: Aspek Simbolik Pola Tata Ruang Dalam Rekayasa Permukiman Kuna di Maluku. Kapata Arkeologi, 3(November), 72“106.
Sabrina, R., Antariksa, & Prayitno, G. (2010). Pelestarian Pola Permukiman Tradisional Suku Sasak Dusun Limbungan Kabupaten Lombok Timur. Journal, 1(2), 87“108.
Siwalatri, N. K. A. (2017). Representasi Sistem Sosial Masyarakat Pada Pola Permukiman Desa Trunyan Bangli. Ruang Space, 4(1), 167“176.
Suharjanto, G. (2011). Bahan Bangunan dalam Peradaban Manusia: Sebuah Tinjauan dalam Sejarah Peradaban Manusia. Humaniora, 2(1), 814. https://doi.org/10.21512/humaniora.v2i1.3100
Syamsuriadi, S., Astina, I. K., & Susilo, S. (2019). Arsitektur Rumah Balla Lompoa Galesong Suku Makassar sebagai Sumber Materi Geografi Budaya. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 4(12), 1601. https://doi.org/10.17977/jptpp.v4i12.13063
Wardiman, W., Maru, R., & Badwi, N. (2020). Persepsi Masyarakat Tentang Struktur Makrokosmos dan Simbol Konstruksi Rumah Adat Bugis Berdasarkan Geografi Budaya. LaGeografia, 19(1), 128. https://doi.org/10.35580/lageografia.v19i1.13594
Yaroseray, M. M. (2019). Struktur dan Tata Ruang Sosial Budaya Suku Bangsa Yokari Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Jurnal Ekologi Birokrasi, 6(3), 40“58. https://doi.org/10.31957/jeb.v6i3.782
Yunus, H. S. (2010). Metodologi penelitian wilayah kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zed, M. (2004). Metode peneletian kepustakaan. Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia.
