CARRYING CAPACITY OF SATTLEMENT BASED ON DISASTER PRONE AREAS
DOI:
https://doi.org/10.24114/jg.v13i1.17679Abstract
The research aims to assess potential locations that can be developed as settlement areas by observing the area's topographical factors as well as the potential for disaster-affected areas. This research used a quantitative qualitative descriptive method with overlay method between existing land use map, topography map with location map affected by flood disaster, volcano eruption, forest fire, avalanche and tsunami. The results of this study was 20,112 ha (24.93%) is a potential area of settlements. Carrying capacity value for the settlements for all districts is above 1 (one) so that all districts have a possibility to develop settlement areas. The development of the settlement area is preferred in the Gangga because the value of the carrying capacity reaches 71.63, while the development of settlements is limited in Bayan and Kayangan. For settlements that have been developed in hazardous areas, the handling is a restriction and prohibition for new developments in disaster-prone areas and relocation in settlement areas in areas with insecurity levels high.Keywords: carrying capacity, disaster, prone-area, risk, settlementsTujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji lokasi potensial yang dapat dikembangkan sebagai kawasan permukiman dengan memperhatikan faktor topografi kawasan serta potensi kawasan terdampak bencana. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode overlay antara peta penggunaan lahan eksisting, peta topografi kawasan dengan peta lokasi yang terdampak bencana banjir, erupsi gunungapi, kebakaran hutan, longsor dan tsunami. Hasil dari penelitian ini terdapat 20.112 ha (24,93%) wilayah merupakan kawasan potensial permukiman. Nilai daya dukung lahan permukiman untuk semua kecamatan berada di atas 1 (satu) sehingga masih dapat menampung penduduk untuk bermukim. Pengembangan kawasan permukiman diarahkan terutama pada Kecamatan Gangga karena nilai daya dukung permukiman mencapai 71,63, sedangkan yang perlu dibatasi pengembangan permukiman pada Kecamatan Bayan dan Kecamatan Kayangan. Untuk kawasan permukiman yang telah terbangun pada kawasan rawan bencana arahan penanganannya berupa pembatasan dan pelarangan untuk pembangunan baru dan relokasi pada kawasan permukiman yang berada di kawasan dengan tingkat kerawanan tinggi. Kata kunci: bencana, daerah rawan, daya dukung, permukiman, risikoReferences
BLHKLU. (2019). Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Lombok Utara. Tanjung: Dinas Lingkungan Hidup dan Kawasan Permukiman
Damayanti, A. P., Hardiana, A., & Rahayu, P. (2019). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Permukiman di Wilayah Pesisir Kabupaten Purworejo. Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 14 No 2, 154-172.
Delita, F., & Sitompul, M. (2016). Studi Perubahan Tutupan Lahan Untuk Permukiman Sebelum dan Sesudah Gempa Padang 2009 di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Goegrafi Vol 8 No 1, 57-70.
KemenLH. (2014). Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup Deputi 1 Bidang Tata Lingkungan Asisten Deputi Perencanaan Pemanfaatan SDA dan Lingkungan Hidup dan Kajian Kebijakan Lingkungan Wilayah dan Sektor.
Kuswara. (2013). Daya Dukung Lahan Untuk Pengembangan Perumahan di Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa dan Pula Tunda. Jurnal Permukiman, 24-29.
Maria, R. P., Sangkertadi, & Supardjo, S. (2018). Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan di Kecamatan Malalayang Kota Manado. Media Matrasain Volume 15, No 2, 36-49.
Muta'ali, L. (2012). Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.
Pridasari, S. A., & Muta'ali, L. (2018). Daya Dukung Lahan Pertanian dan Penentuan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Bantul. Jurnal Bumi Indonesia, 1-10.
Putri, B. H., Sutomo, & Shalihati, S. (2019). Analisis Daya Dukung Lahan Permukiman di Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga. Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2019 Pengembangan Wilayah Berkelanjutan di Era Revolusi Industri 4.0 (pp. 198-205). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ridha, R., Vipriyanti, N. U., & Wiswasta, I. A. (2016). Analisis Daya Dukung Lahan Sebagai Pengembangan Fasilitas Perkotaan Kecamatan Mpunda Kota Bima Tahun 2015-2035. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 65-80.
Sadali, M. I. (2018). Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Geografi Vol 10 No 1, 86-97.
Suharto, B., Rahadi, B., & Sofiansyah, A. (2016). Evaluasi Daya Dukung dan Daya Tampung Ruang Permukiman di Kota Kediri. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 9-13.
Widayanti, B. H., Yuniarman, A., & Susanti, F. (2018 Volume 2 No 1). Faktor Pemilihan Lokasi Bermukim pada Kawasan Rawan Bencana Longsor di Desa Guntur Macan, Kabupaten Lombok Barat. Journal of Regional and Rural Development Planning, 34-44.
Widayanti, B. H., Yuniarman, A., Lestari, S. A., & Yunianti, S. R. (2020). The Level of Satisfaction in Construction of Post-earthquake Houses in Tanjung Sub-district, North Lombok Regency. International Conference Planning Toward Sustainability (pp. 1-8). Surakarta: IOP Conference Series: Earth and Enviromental Science.