PEMETAAN KARAKTERISTIK WILAYAH URBAN DAN RURAL DI WILAYAH BANDUNG RAYA DENGAN METODE SPATIAL CLUSTERING

Authors

  • Riya Supriyatin IPB University
  • Andrea Emma Pravitasari IPB University
  • Didit Okta Pribadi IPB University

DOI:

https://doi.org/10.24114/jg.v12i02.17647

Abstract

Perkembangan wilayah suatu daerah yang terus meningkat baik dari segi sosial maupun ekonomi menarik minat penduduk wilayah lain untuk berkegiatan di daerah tersebut. Perkembangan wilayah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor fisik maupun non fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan dan memetakan karakteristik wilayah urban dan rural di wilayah Bandung Raya berdasarkan tipologi perkembangan wilayah di masing-masing kecamatan. Sehingga pembangunan yang direncanakan dapat efektif dan efisien sesuai kondisi di masing-masing kecamatan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi. Variabel yang digunakan antara lain indeks ketersediaan fasilitas ekonomi, indeks ketersediaan fasilitas sosial, indeks ketersediaan fasilitas pendidikan, rasio lahan terbangun, densitas jaringan jalan dan kepadatan penduduk dengan unit penelitian berjumlah 106 kecamatan. Data dianalisis menggunakan metode Skalogram Dimodifikasi, Principal Component Analisis dan Spatial Clustering. Hasil analisis menunjukkan berdasarkan tipologi perkembangan wilayah, Bandung Raya dikelompokan menjadi 3 cluster yaitu urban (perkotaan), suburban dan rural (perdesaan). Cluster perkotaan terdiri atas 34 kecamatan menyebar di Kota Bandung dan Kota Cimahi. Cluster suburban terdiri atas 43 kecamatan menyebar di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung. Cluster perdesaan terdiri atas 29 kecamatan menyebar di Kabupaten SumedangKata kunci: fasilitas, lahan terbangun, perkembangan wilayah, Skalogram Dimodifikasi, Spatial ClusterThe development of a region that continues to increase, both in terms of social and economic, attracts residents from other regions to have activities in the area. Regional development can be influenced by various factors, physical and non-physical factors. This study aimed to cluster the Greater Bandung area based on typology of regional development in each sub-district so that the planned development can be effective and efficient according to the conditions in each sub-district. This study used secondary data obtained from various institutions. Variables used in this study were the economic facilities availability index, social facilities availability index, educational facilities availability index, built up area ratio, road density and population density with total 106 sub-districts. These datas were analyzed using the Modified Skalogram method, Principal Component Analysis and Spatial Clustering. The analysis showed that based on the typology of regional development, Greater Bandung can be grouped into 3 clusters, consisting of urban zone, suburban zone and rural zone. Urban zone consists of 34 sub-districts spreading mostly in Bandung City and Cimahi City. Suburban zone consists of 43 sub-districts spreading mostly in West Bandung Regency and Bandung Regency. Rural zone consists of 29 sub-districts spreading mostly in Sumedang RegencyKey words: facilities, built up area, regional development, Modified Skalogram, Spatial Clustering

References

Ardiwijaya, V.S., Sumardi, T.P., Suganda, E & Temenggung, Y.A. (2015). Rejuvenating Idle Land to Sustainable Urban Form: Case Study of Bandung Metropolitan Area, Indonesia. Procedia Environmental Sciences, 28, 176-184.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang. (2018). Kabupaten Sumedang Dalam Angka 2018. BPS Kabupaten Sumedang. Sumedang.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. (2018). Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2018. BPS Provinsi Jawa Barat. Bandung.

Budiyantini, Y., Pratiwi, V. (2015). Peri-urban Typologi of Bandung Metropolitan Area. Procedia Social and Behavioral Sciences, 833-837.

Fafurida. (2012). Analysis of Inter Sectoral Linkages in Semarang Regency. Economic Journal of Emerging Markets, 4(1), 15-24.

Fuadina, L.N. (2018). Perubahan Penggunaan Lahan dan Keragaman Spasial Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Perkotaan di Metropolitan Bandung. Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 72 hlm.

Kustiawan, I., & Ladimananda, A. (2012). Pemodelan Dinamika Perkembangan Perkotaan dan Daya Dukung Lahan di Kawasan Cekungan Bandung. Tata Loka, 14(2), 98-112.

Lubis, D.P., & Sitorus, N. (2012). Analisis Spasial yang Mempengaruhi Perkembangan Kecamatan Ujung Pandang Kabupaten Simalungun Tahun 2005 “ 2010. Jurnal Geografi, 4(2), 1-14.

Noviyanti, D., Pravitasari, A.E., & Sahara, S. (2020). Analisis Perkembangan Wilayah Provinsi Jawa Barat untuk Arahan Pembangunan Berbasis Wilayah Pengembangan. Jurnal Geografi, 12(1), 280-296.

Panuju, D.R., & Rustiadi, E. (2013). Teknik Analisis Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rustiadi, E., & Kobayashi, S. (2000). Contiguous Spatial Classification: A New Approach on Quantitative Zoning Method. Journal of Geography Education, 43, 122-136.

Rustiadi, E., Saefulhakim, S., & Panuju, D.R. (2009). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crespent Press & Yayasan Obor Indonesia. Bogor.

Salazar, E.J., Velez, A.C., Parra, C.M., & Ortega, O. (2002). A Cluster Validity Index for Comparing Non-Hierarchical Clustering Methods. EITI, 1-5.

Sriningsih, M., Hatidja, D., & Prang, J.D. (2018). Penanganan Multikolinearitas dengan Menggunakan Analisis Regresi Komponen Utama pada Kasus Impor Beras di Provinsi Sulut. Jurnal Ilmiah Sains, 18(1), 18-24.

Utari MGES. (2015). Analisis Sistem Pusat Pelayanan Permukiman di Kota Yogyakarta Tahun 2014. Journal of Economics and Policy, 8(1), 62-72.

Wulandari, S. (2018). Pola Spasial Inkonsistensi Pemanfaatan Ruang dengan Keterkaitan Status Kepemilikan-Penguasaan Lahannya di Sub DAS Ciliwung Hulu. Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 81 hlm.

Downloads

Published

2020-08-01

How to Cite

Supriyatin, R., Pravitasari, A. E., & Pribadi, D. O. (2020). PEMETAAN KARAKTERISTIK WILAYAH URBAN DAN RURAL DI WILAYAH BANDUNG RAYA DENGAN METODE SPATIAL CLUSTERING. JURNAL GEOGRAFI, 12(2), 125–136. https://doi.org/10.24114/jg.v12i02.17647