Analisis Spasial Persebaran Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.24114/jg.v11i1.12233Abstract
AbstrakPengembangan ekonomi kewilayahan menjadi salah satu isu dalam mendukung persaingan usaha secara global (Phijaisanit, 2017). Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai salah satu roda perekonomian rakyat memiliki peran penting dalam membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi pengembangan UMKM di Kabupaten Sleman ditinjau dari kondisi kependudukan dan mengetahui persebaran UMKM di Kabupaten Sleman dan analisis potensi pengembangan UMKM di Kabupaten Sleman. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data sekunder tentang jumlah UMKM di Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menunjukkan tipe piramida penduduk Kabupaten Sleman adalah tipe ekspansif dengan kondisi usia 20-29 paling banyak (termasuk dalam golongan usia produktif), potensi ini dapat dikembangkan dengan melakukan kegiatan usaha untuk mengurangi pengangguran. Kondisi UMKM dengan jumlah tertinggi adalah kelas sedang dengan nilai 41%, jumlah UMKM paling banyak masih rendah dengan nilai 24%. Melalui data analisis spasial persebaran UMKM di Kabupaten Sleman dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan dalam pengembangan UMKM oleh pemerintah maupun stakeholder.Kata kunci: spasial, UMKM, kebijakan.AbstractRegional economic development is one of the issues in supporting business competition globally (Phijaisanit, 2017). Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) as one of the wheels of the people's economy have an important role in opening jobs and reducing unemployment in Indonesia. The purpose of this study was to find potention in terms of population conditions and to know out the distribution of UMKM in Sleman Regency and analysis of UMKM development potential in Sleman Regency. The research method uses a quantitative approach using secondary data about the number of UMKM in Sleman Regency. The results showed that the pyramid type of the population of Sleman Regency is expansionary with the condition of the age of 20-29 at the most (included in the productive age group), this potential can be developed by conducting business activities to reduce unemployment. The highest total number is the moderate class with a value of 41%, the highest . Through data on the distribution of UMKM several sub-districts in Sleman Regency have good potential with an indication of the number of UMKM and turnover has a high class, namely Sleman District, Ngaglik District, and Kalasan District. Through data spatial analysis of the distribution of UMKM in Sleman Regency can be the basis of policy making in the development of UMKM by the government and stakeholders.Keywords: spatial, UMKM, policyReferences
BPS. (2018a). Kabupaten Sleman dalam Angka 2018. Daearah Istimewa Yogyakarta: BPS.
BPS. (2018b). Statistik DI. Yogyakarta. Yogyakarta: BPS.
Dinas Koperasi UKM. (2018). Laporan Rakornas. Yogyakarta: Dinas Koperasi UKM DIY.
Hamidi, E. S. (2011). Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 12 No. 1 J, 45“55.
Muta™ali, L. (2015). Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi. Yogyakarta: BPFG UGM.
Phijaisanit, E. (2017). AEC and The Changing Economic Landscape: Issue, Prospects, and Potential. In Internatonalization and managing networks in the asia pasific (pp. 7“28). UK: Elsevier.
Rilanto, S. (2004). Geografi Ekonomi. Yogyakarta: Geografi UGM.
Sudarma, M. (2014). Metodologi Penelitian Geografi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Theresia, dkk. (2015). Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung: Alfabeta.
Thirawat, N. (2017). Managing Networks in the Asia Pacific. Internationalization and Managing Networks in the Asia Pacific. UK: Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-100813-3.00009-2
Usman, H. (2014). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.