Pola Pemasaran Industri Kerajinan Bambu di Kabupaten Sleman
DOI:
https://doi.org/10.24114/jg.v11i1.10788Abstract
AbstrakIndustri kerajinan merupakan salah satu daya tarik pariwisata di Indonesia. Kabupaten Sleman memiliki industri kerajinan bambu terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui jenis kerjainan bambu terbanyak di Kabupaten Sleman. (2) Mengetahui pola pemasaran industri kerajinan bambu di Kabupaten Sleman., dan (3) Mengetahui strategi pemasaran kaitannya dengan keunggulan bersaing. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif menggunakan kuesioner sebanyak 87 sampel. Metode mix kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk memperoleh data desktriptif dari hasil olahan data secara persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat banyak jenis kerajinan bambu yang ada di Kabupaten Sleman. Jenis kerajinan bambu terbanyak ialah besek. Pola pemasaran kerajinan bambu di Kabupaten Sleman terbagi menjadi enam pola dengan jangkauan yang bermacam. Distribusi pemasaran kerajinan bambu mencapai skala nasional dan internasional. Pemasaran kerajinan bambu juga memiliki permasalahan. Permasalahan pemasaran kaitannya dengan keunggulan bersaing dapat diatasi dengan berbagai strategi pemasaran. Kata kunci: : industri kerajinan bambu, pola pemasaran, strategi pemasaran. AbstractThe craft industry is one of the attractions of tourism in Indonesia. Sleman Regency has the most bamboo handicraft industry in Special Region of Yogyakarta. The objectives of this research are: (1) Knowing the most types of bamboo crafts in Sleman Regency. (2) Knowing the marketing pattern of the bamboo craft industry in Sleman Regency, and (3) Knowing the marketing strategies related to competitive advantage. This study uses quantitative and qualitative, mix methods using questionnaires as many as 87 samples. Qualitative and quantitative methods are used to obtain descriptive data from the percentage of processed data. The results of this study indicate that there are many types of bamboo crafts in Sleman Regency. The most types of bamboo crafts are besek. The marketing pattern of bamboo crafts in Sleman Regency is divided into six patterns with various range. The marketing distribution of bamboo crafts range national and international scale. Marketing of bamboo crafts also has problems. Marketing problems related to competitive advantage can be overcome by various marketing strategies. Key words: bamboo craft industry, the pattern of marketing, marketing strategy.References
Adhinugroho, H. (2002). Sistem Informasi Pemasaran dan Environmental Scanning Pengaruhnya Terhadap Kualitas Layanan, Keunggulan Bersaing, dan Pertumbuhan Pelanggan. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, 1(3), 275-291.
Agustian, A., & Mayrowani, H. (2008). Pola Distribusi Kentang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Jurnal Ekonomsi Pembangunan, 9(1), 96-106.
Anisah, R.N., & Susilowati, I. (2007). Kajian Manajemen Pemasaran Ikan Pindang Layang di Kota Tegal. Jurnal Pasir Laut, 3(1), 1-18.
Gozali, I., & Nugraha, C.H.Asta. (2015). Analisis Kinerja Pemasaran untuk Mencapai Keunggulan Bersaing (Studi pada Centra Industri Pakaian Batik di Pekalongan). Prosiding Seminar Nasional & Call For Papers 2015. Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. ISBN:978-602-14119-1-9. Hal. 108-122. Semarang.
Harini, R., Giyarsih, S.R., & Budiani, S.R. (2005). Analisis Sektor Unggulan dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia, 19(1), 1-20.
Johanson, D. (2016). Analisis Efisiensi Pola Distribusi Hasil Penangkapan Ikan Nelayan Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulau Pisang. Jurnal Sains Manajemen, V(1), 81-93.
Kementerian Dalam Negeri. (2014). Profil Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Cited in http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/provinsi/detail/34/di-yogyakarta. [19 September 2017].
Pemerintah Kabupaten Sleman. (2013). Asosiasi Bambu Sembada Sleman Dikukuhkan. Cited in http://m.antarayoga.com/berita/326921/asosiasi-sentra-bambu-sembada-sleman-dikukuhkan. [ 19 Juli 2017].
Pito, A. R. (2013). Yogyakarta Kembangkan Sejuta Hektar Hutan Bambu. Tempo.co Politik, 31 Januari 2013. Cited in http://tempo.co.read/news/2013/01/31/206458291/YogyakartaKembangkan-Sejuta-Hektar-Hutan-Bambu. [19 September 2017].
Sari, R.I., & Budiani, S.R. (2018). Analisis Strategi Pemasaran Industri Tenun di Desa Gamplong Kabupaten Sleman. Majalah Geografi Indonesia, 32(1), 98-107.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono, F. (2008). Startegi Pemasaran. Edisi III. Yogyakarta: Andi.