Kajian Ekosistem Hutan Mangrove di Muara Sungai Batang Manggung Kecamatan Pariaman Utara Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat
DOI:
https://doi.org/10.24114/jg.v10i2.10411Abstract
Penelitian ini memiliki tujuan untuk : (i) mengkaji karakteristik vegetasi dan kerusakan ekosistem hutan mangrove, dan (ii) mengkaji kondisi fisik-kimia ekosistem hutan mangrove. Metode perolehan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data karakteristik vegetasi diperoleh melalui metode transek dan petak contoh. Data ini dijadikan acuan dalam menentukan tingkat kerusakan ekosistem mangrove. Kondisi fisik-kimia diperoleh melalui pengukuran lapangan dan analisis laboratorium.Hasil penelitian menunjukkan INP paling tinggi untuk tingkat pohon terdapat pada Xylocarpus rumphii (133,8%), yang dijumpai di Stasiun I. Spesies yang umumnya mendominasi pada tingkat pancang yaitu Sonneratia caseolaris, dengan INP 46,19% pada Stasiun III, sedangkan mayoritas spesies pada tingkat semai dan tumbuhan bawah yaitu Rhizophora mucronata, dengan INP 66,32% pada Stasiun II. Ekosistem mangrove untuk tingkat pohon termasuk dalam kategori rusak, dengan penutupan < 50% dan kerapatan < 1000 pohon/ha. Sementara, pada tingkat pancang, semai dan tumbuhan bawah, termasuk dalam kategori baik dengan kerapatan individu >1500 pohon/ha. Kondisi pH perairan dan suhu udara kurang mendukung untuk perkembangan dan pertumbuhan vegetasi mangrove, sedangkan parameter lain memiliki kondisi yang sudah sesuai.Kata kunci: ekosistem mangrove, fisik-kimia, INP, karakteristik vegetasiThis study aims to : (i) examined vegetation characteristic and the damage degree of mangrove ecosystems, (ii) examined the physical-chemical condition of mangrove ecosystems, and (iii) analyse the used of mangrove for environment and communities. This research is conducted in the surroundings mouth of Batang Manggung River, Pariaman Utara Subdistrict, Pariaman City. The sampling technique is purposive sampling. Vegetation characteristic data obtained trough line transect and plot sampling. This data is used to be reference in determine the damage degree of mangrove ecosystems. Physical-chemical data obtained trough field measured and laboratorium analysis. The results show that the value of INP at highest rate for tree level was Xylocarpus rumphii (133,8%) at Stasiun I. The most dominated species for sapling is Sonneratia caseolaris, which 46,19% of INP at Stasiun III. The seedling and herbs dominate with Rhizhophora mucronata, which 66,32% of INP at Stasiun II. The tree level include in damage category, which < 50% covered area and the density <1000 tree/ha. For sapling, seedling and herbs include in good category, which density was >1500 tree/ha. The water pH and air temperature had less support in extent and growth of mangrove, while the other parameter had suitable. Keywords: mangrove ecosystems, physical-chemical, vegetation charactersitic, IVIReferences
Armono, H.D., Pratikto, W.A., dan Suntoyo. (1996). Perencanaan Fasilitas Pantaidan Laut. Surabaya: BPFE-Yogyakarta.
Buckman, H.O., dan Brady, N.C. (1982). Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Bhratara Karya Aksara.
Dale, P.E.R., Knight, J.M, Dwyer, P.G. (2014). Mangrove Rehabilitation: A review Focusing On Ecological And Institusional Issues. Wetlands Ecol Manage. 22:587-604.
Dinas Kelautan dan Perikanan. (2012). Profil Kelautan dan Perikanan Tahun 2012.
Fajar, A., Oetama, D., Afu, A. (2013). Studi Kesesuaian Jenis Untuk Perencanaan Rehabilitasi Ekosistem Mangrove di Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Mina Laut Indonesia, 03, 164-176.
Faturrohmah, S. Dan Marjuki, B. (2017). Identifikasi Dinamika Spasial Sumberdaya Mangrove di Wilayah Pesisir Kabupaten Demak Jawa Tengah. Majalah Geografi Indonesia, 31(1), 56-64.
Feka, Z. N. (2015). Sustainable Management of Mangrove Forests in West Africa: A New Policy Perspective. Ocean & Coastal Management. 116. 341-352.
Hossain, M. F. dan Islam, M. A. (2015). Utilization of Mangrove Forest Plant: Nipa Palm (Nypa fruticans Wurmb.). American Journal of Agriculture and Forestry, 3(4), 156-160.
Irawanto, R., Ariyanto, E.E., Hendrian, R. (2015). Jeruju (Acanthus ilicifolius): Biji, Perkecambahan dan Potensinya. Prosemnas Masy. Biodiv. Indonesia, I (5), 1011-1018.
Kementrian Lingkungan Hidup. (2004). Strategi Nasional dan Rencana Aksi Pengelolaan Lahan Basah Indonesia. Jakarta: Komite Nasional Pengelolaan Ekosistem Lahan Basah.
Kustanti, A., Nugroho, B., Nurrochmat, D.R., dan Okimoto, Y. (2014). Evolusi Hak Kepemilikan Dalam Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove Di Lampung Mangrove Center. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, 1(3), 143-158.
Onrizal. (2008). Teknik Survey Dan Analisis Data Sumberdaya Mangrove. Pelatihan Pengelolaan Hutan Mangrove Berkelanjutan Untuk Petugas/Penyuluh Kehutanan. Tanjung Pinang: Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Ramdhan, M., dan Abdillah, Y. (2012). Pemetaan Tingkat Kerentanan Pesisir Wilayah Kota Pariaman. Jakarta: Balitbang KP.
Sari, T.M. (2012). Studi Etnobotani Pada Hutan Mangrove Di Kenagarian Mangguang Kota Pariaman. Skripsi. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.