ANALISIS MAKNA MITOS PADA CERPEN RUMAH KOPI SELATAN JAKARTA DAN OBROLAN-OBROLAN SETELAH PANDEMI KARYA DONI AHMADI: TINJAUAN SEMIOLOGI ROLAND BARTHES
DOI:
https://doi.org/10.24114/sasindo.v12i1.44648Abstract
Abstrak Pandemi virus covid-19 di Indonesia menimbulkan berbagai permasalahan sosial bagi kehidupan masyarakat. Realitas itu terdokumentasikan pada cerpen Rumah Kopi Selatan Jakarta dan Obrolan-Obrolan setelah Pandemi Karya Doni Ahmadi. Cerpen berbentuk dialog dan dimunculkan tanda-tanda kultural. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna mitos pada cerpen RKSJOP. Metode yang digunakan adalah metode analisis naratif struktural. Langkah-langkah penelitian: 1) menentukan leksia, 2) mengategorikan kode pembacaan, 3) menyatukan dan menyimpulkan makna kode. Hasil penelitian menunjukkan ada 61 leksia dan lima kode pembacaan. Bentuk mitos adalah rumah kopi di kawasan Jakarta Selatan merupakan simbol prestise sosial tinggi dan modern bagi pemakainya. Makna kosong berupa para tokoh ingin menaikkan status sosial dengan memanfaatkan citra tongkrongan di kawasan Jakarta Selatan.Kata Kunci: mitos, semiologi, Roland Barthes, pandemi covid-19. AbstractThe COVID-19 pandemic in Indonesia has caused social problems in people's lives. That reality is documented in the short stories Rumah Kopi Selatan Jakarta and Chats after the Pandemic by Doni Ahmadi. Short stories take the form of dialogue and appear as cultural signs. This study aims to describe the form and meaning of myths in RKSJOP. The method used is a method of structural narrative analysis. Research steps: 1) determining Lexia, 2) categorizing the reading code, and 3) unifying and inferring the meaning of the code. The results showed that there were 61 Lexia and five reading codes. The mythical form is that the coffee house in the South Jakarta area is a symbol of high social prestige and modernity for its wearers. The empty meaning is that the characters wanting to raise social status by utilizing the image of a hangout in the South Jakarta area.Keywords: myth, semiology, Roland Barthes, covid-19.References
Ahmadi, Doni. 2021. œRumah Kopi Selatan Jakarta Dan Obrolan-Obrolan Setelah Pandemi. Koran Tempo.
Barthes, Roland. 1974. S/Z. United Kingdom: Blackwell Publishing Ltd.
Barthes, Roland. 2004. Mitologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Lantowa, Jafar, Nila Mega Marahayu, and Muh. Khairussibyan. 2017. Semiotika: Teori, Metode, Dan Penerapannya Dalam Penelitian Sastra. Yogyakarta: Deepublish.
Mansur, Syafi™in. 2017. œHomoseksual Dalam Perspektif Agama-Agama Di Indonesia. Jurnal Aqlania 8(1): 21“60.
McHale, Brian. 2004. Postmodernist Fiction. Taylor & F. London and New York: Taylor & Francis Group.
Piliang, Yasraf Amir. 2004. Posrealitas: Realitas Kebudayaan Dalam Era Posmetafisika. Yogyakarta: Jalasutra.
Piliang, Yasraf Amir. 2006. Dunia Yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan. Yogyakarta: Jalasutra.
Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
RI, Pemerintah. 2022. œData Sebaran Perkembangan Covid-19.
Sukardi, Ismail. 2020. œLGBT Tak Lagi Persoalan Individu Tapi Semakin Terorganisasi. Republika.co.id2.
Taum, Yoseph Yapi. 1997. Pengantar Teori Sastra. Flores, NTT: Nusa Indah.
Yanggo, Huzaemah Tahido. 2018. œPenyimpangan Seksual (LGBT) Dalam Pandangan Hukum Islam. Jurnal Misykat 3(2): 1“28.
Zaimar, Okke Kusuma Sumantri. 2014. Semiotika Dalam Analisis Karya Sastra. Depok: PT Komodo Books.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Nabilla Hanifah Suci Ramadhani

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.