Abstrak Data dalam penelitian ini adalah tuturan atau jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan melalui angket, wawancara, dan sumber data dalam penelitian ini adalah 60 orang responden yang telah mengisi angket. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penulis langsung terjun ke daerah penelitian untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik koesioner, teknik pengamatan berpartisipasi, dan teknik rekaman dan pancingan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kemampuan bilingual etnis Tionghoa terkait dengan pilihan bahasa, yakni kemempuan menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia (BI) dan Bahasa Tionghoa (BT) sebesar 41,7% dari 100%, kemudian kemampuan menggunakan tiga bahasa yaitu Bahasa Indonesia (BI), Bahasa Tionghoa (BT), dan Bahasa Jawa (BJ) sebanyak 28,3%, selanjutnya disusul dengan kemampuan menggunakan empat bahasa yakni Bahasa Indonesia (BI), Bahasa Tionghoa (BT), Bahasa Jawa (BJ) dan Bahasa Melayu (BM) sebanyak 16,6%, kemudian kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia (BI), Bahasa Tionghoa (BT), dan Bahasa Melayu (BM) sebanyak 6,7%, dan yang terakhir adalah kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia (BI), Bahasa Tionghoa (BT) dan bahasa lainnya yang diketahui sebagai bahasa Batak dan bahasa Inggris sebanyak 6,7%. Pada ranah keluarga etnis Tionghoa dominan menggunakan pilihan bahasa Tionghoa (BT) dan diikuti Bahasa Indonesia. sedangkan pada ranah Ketetanggaan dan ranah transaksi etnis Tionghoa lebih dominan menggunakan pilihan Bahasa Indonesia (BI) dan diikuti pilihan Bahasa Tionghoa (BT). Terdapat faktor-faktor yang mendasari pilihan basa etnis Tionghoa di Kecamatan Pantai Cermin, yaitu (1) situasi tutur, (2) partisipan dalam interaksi, (3) topik percakapan, dan (4) fungsi interaksi.Kata Kunci: masyarakat tutur, kedwibahasaan, pilihan bahasa