EVALUASI KETAHANAN GEMPA BANGUNAN RUKO DI KOTA PEMATANG SJANTAR

Authors

  • Bambang Hadibroto
  • Sempuma Perangin-angin1
  • Syahreza Alvan

Keywords:

ruko, sendi plastis, leleh, Kata Pematang Siantar

Abstract

Kata Pematang Siantar pernah mengalami getaran hebai akibat gempa diiahun 1916 berkekuaian MB= 6,8, bersumber dari daerah sesar Renun, sekitar 50km dari kota Pematang Siantar. Gempa ini ielahmerusak sejumlah bangunan di kota Pematang Siantar. Studi yang dilakukan ini adalah untuk melihat seberapajauh gempa dapat mengancam bangunan rumah toko (ruko) di Kata PematangSiantar yang saat ini tumbuh menjamur. Bahaya yang ditinjau pada studi iniadalah kekuaian material yang digunakan, kapasitas struktur ruko, analisa kehancuran dan tingkat kehancuran dan kinerja ruko akibat beban getaran gempajauh yang mengandung Jrekwensi rendah dan berdurasi panjang dan kehancuran yang mungkin ditimbulkannya. Bangunan ruko yang diteliti 3 lantai 2 pintu (3B2)dengan ruko 3 lantai 3 pintu (3B3). Bangunan diasumsikan berdiri di atas jenisTanah Lunak, Sedang, dan Keras. Hasil-hasil yang diperoleli melalui simulasidengan program tidak linear beton bertulang menunjukkan bahwa bangunan ruko 3 lantai 2 pintu (3B2) serta 3 lantai 3 pintu (3B3) dimana ketiganya terletak di atastanah lunak adalah bangunan-bangunan ruko yang paling berbahaya untuk didiamibila skenario gempa lipatan Nias Mw=9,0 terjadi. Bangunan-bangunan ruko 3 lantai 2 pintu (3B2) di atas tanah lunak adalah sangat berbahaya bagi keselarnaian jiwadan harta bila skenario gempa patahan aktif Mir=6,8 dari kawasan Renun terjadi. Kedua jenis bangunan ini diperkirakan mengalami kerusakan parah yang tidakdapat diperbaiki, bahkan sebagian diperkirakan rubuh. Kerusakan tersebut berupagagal struktur pada kolom dasar dan balok, Kerusakan lain yang terjadi juga berupasendi plastis di hampir semua ujung elemen struktur. Untuk bangunan lainnyaumumnya semua ujung elemen struktur mengalami retak-retak dan sendi plastisdalam batas yang bisa diperbaiki. Namun tidak sedikit pula yang mengalami sendiplastis, khususnya pada bagian-bagian ujung elemen struktur peniing seperti kolombagian dasar. Perilaku leleh awal kemudian sendi plastis dan gagal struktur seringditemui terjadi pada elemen kolom terlebih dahulu baru kemudian elemen balok.Perilaku seperti telah diketahui bersama tidak boleh terjadi pada konsep strong column weak beam.

References

Balendra, T., Lam, N. T. K., Wilson, J. L. &

Kong, K. H. (2002). Analysis of long-

distance earthquake tremors and

base shear demand for buildings in

Singapore. J oumal of Engineering

Structures. 24, 99-108.·

BMG (2000). Daftar gempa merusak di

Sumatra. Medan: Badan Meteorologi

dan Geofisika.

Chandler, AM., & Lam, N.T.K. (2001).

Performance-based design in

earthquake engineering: a multi

disciplinary review. Engineering

Structures. 23, 1525-1543.

Chandler, AM., & Mendis, . P.A. (2000)Performance of reinforced concrete

frames using force and displacement based seismic assessment methods.

Engineering Structures. 22, 352-363.

Chopra, A. K. (1995). Dynamic of structures,

theory and applications to

earthquake engineering. New Jersey:

Prentice-Hall.

Dymiotis, C., Kappos, A.J.,

Chryssanthopoulos, M.K., (1999).

Seismic reliability of RC frames with

uncertain drift and member capacity.

J oumal of Structural Engineering ·

(ASCE) 125(9).

DPU (1987). Tata cara perencanan

pembebanan untuk rumah dan

gedung SNI 1727-lSF. Jakarta

Yayasan Badan Penerbit PU.

DPU (1991). Standar tata cara perhitungan

struktur beton untuk bangunan

gedung, SKSNI T-15-1991-P03,

Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.

SNI-1726 (2003). Peraturan perencanaan

gempa untuk bangunan gedung SNI

-2003. Jakarta: Departemen

Pekerjaan Umum.

Faisal, A. (2003). Response spectrum

acceleration in Kuala Lumpur and

Pulau Pinang due to Sumatran

earthquakes and its effect on a tall

reinforced concrete building, M.Sc.

Thesis, Universiti Sains Malaysia.

Faisal, A. (2005). Skenario terburuk gempa

Sumatera dan respon tanah di Kota

Medan. Laporan Penelitian UMSU.

ADB Loan 1729-INO.

Firmansyah, J. (1999). Usulan structural

reduction factor, R dan structural

overstrength, eo untuk SNI-17261998. Prosiding Seminar Nasional

Rekayasa Kegempaan. Bandung,

Indonesia, November 4-5, 1999.

Fukushima, Y. & Tanaka, T. (1990). A new

attenuation relation for peak

horizontal acceleration of strong

earthquake ground motion in Japan.

Bulletin of Seismological Society America. 84, 757-783.

Ghobarah, A. (2001). Performance-based

design in earthquake engineering:

state of development. Engineering

Structures._23, 878-884.

Kappos, A., Antonia des, K.,

Kostantinides, D. (1994). Seismic

behaviour evaluation of buildings designed to the Eurocode

In Earthquake Resistant

Construction and Design. (Savidis,

S.A. ed.). Rotterdam: A.A. Balkema.

Kappos, A., & Manafpour, A. (2001).

Seismic design of RIC buildings with

the aid of advanced analytitechniques. Engineering Structures.

, 319-332.

Krawinkler, H., & Seneviratna, G.D.P(1998). Pros and cons a pushover

analysis of seismic performance

evaluation. Engineering Structures.

, Nos 4-6, 452-464.

Medhekar, M.S., & Kennedy, D.J.L. (2000).

Displacement-based seismic design

of buildings-theory. Engineering Structures. 22, 201-209.

Downloads

Published

2018-10-08

Issue

Section

VOL 12, NO 2 (2012): JURNAL PENELITIAN SAINTIKA