Rokok elektrik merupakan salah satu bentuk alat inhalasi yang menggunakandaya dari baterai untuk menyalurkan nikotin. Istilah rokok elektrik oleh WHOdisebut dengan Electric Nicotine Delivery System (ENDS) atau sistempenghantaran nikotin elektrik. Jumlah pengguna rokok elektrik ini di Indonesiasedang menjadi tren baru karena meningkat setiap tahunnya. Masyrakat memilikianggapan bahwa rokok elektrik lebih sehat dibandingkan rokok konvensional.Anggapan ini muncul karena rokok elektrik tidak melibatkan proses pembakarantembakau sehingga diyakini dapat mengurangi paparan racun jika dibandingkandengan rokok konvensional. Namun pada kenyataannya rokok elektrik ini jugamasih mengandung zat aktif nikotin yang juga terdapat pada rokok konvensional.Nikotin berperan dalam proses terjadinya resistensi insulin yang berdampakterhadap keseimbangan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini adalahmengetahui apakah ada perbedaan kadar glukosa darah puasa antara perokokelektronik dan perokok konvensional pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UISU.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan crosssectional. Kadar glukosa darah responden yang diperiksa harus sesuai dengankriteria inklusi dan eksklusi serta diukur setelah puasa minimal 10 jam. Sebagianbesar responden yaitu sekitar 54,3% mulai merokok pada rentang usia 16-20tahun. Sebanyak 19 dari 35 responden yang merupakan perokok konvensionalmemiliki kadar glukosa darah tinggi. 20 dari 32 responden yang merokok denganrokok elektrik juga memiliki kadar gula darah yang tinggi. Hasil uji korelasi etamenunjukkan tidak terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa antaraperokok elektrik dengan perokok konvensional.