TRADISI PEMBUATAN TANGKAL UNTUK IBU HAMIL PADA SUKU MELAYU DI DESA SEI BEROMBANG KECAMATAN PANAI HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU

Authors

  • Rosramadhana Rosramadhana dosen program studi pendidikan antropologi fakultas ilmu sosial universitas negeri medan
  • Waston Malau dosen program studi pendidikan antropologi fakultas ilmu sosial universitas negeri medan
  • Payerli Pasaribu Dosen Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan

DOI:

https://doi.org/10.24114/jupiis.v5i1.471

Abstract

Pada masyarakat pesisir yang dinamakan orang Melayu yang tinggal di desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu ada suatu tradisi yang harus dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil yaitu membuat œTangkal. Tradisi ini masih tetap dipertahankan sampai saat ini, bahkan uniknya untuk membuat tangkal itu ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh orang yang dipercaya untuk membuatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ritual kepercayaan yang dilakukan khususnya menggambarkan tentang proses pelaksanaan ritual kepercayaan pembuatan dan pemakaian tangkal pada ibu hamil, untuk mengetahui fungsi dan makna tangkal bagi masyarakat Melayu khususnya tangkal ibu yang sedang mengandung. Rancangan penelitian ini akan disusun dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etik dan emik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Dianalisis secara kualitatif, Penelitian ini juga akan melakukan audit trail untuk menguji keakuratan data (catatan lapangan, hasil rekaman dokumen, dan foto. Dan dilakukan member check dengan informan. Tangkal juga diletakkan di bagian rumah yang disarankan seperti di atas pintu masuk di sudut ruangan dan di dapur. Menurut ibu Jurmiah Kalimantan (pembuat tangkal) setelah ritual sumpit selesai dilaksanakan dan diberikan kepada ibu hamil langsung dipakai dan tidak boleh dilangkahi. Selanjutnya beberapa macam tangkal seperti (1)kunyit (2) kunyit bungle, (3) jariango,(4) kencur, (5) duri landak,(6) kuku bajang, (7)pinang sundari, (8) buah kemiri, (9) bawang putih tunggal, (10) barang merah tunggal, (11) gambir, (12) kapur, (13) sirih, (14) bambu kuning, (15) Sogar ono/bargot, (15) ijok, (16) lidi gila, (17) sambok daro,  (18) benang 3 warna (hitam,kuning,merah) dimasukkan kedalam sumpit dan tidak boleh ditutup agar setan takut.

Author Biographies

Rosramadhana Rosramadhana, dosen program studi pendidikan antropologi fakultas ilmu sosial universitas negeri medan

program studi pendidikan antropologi fakultas ilmu sosial universitas negeri medan

Waston Malau, dosen program studi pendidikan antropologi fakultas ilmu sosial universitas negeri medan

program studi pendidikan antropologi fakultas ilmu sosial universitas negeri medan

Payerli Pasaribu, Dosen Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan

Dosen Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan