KAJIAN AWAL PENGAWETAN IKAN PINDANG BANDENG DAN MOJANG DENGAN PENGEMASAN VAKUM DI DESA CUKANGGENTENG

Authors

  • Hans Kristianto Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan
  • Ariestya Arlene Arbita Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan
  • Jenny N M Soetedjo Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan
  • Budi H Bisowarno Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan
  • Katherine Katherine Department of Biotechnology, Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L)
  • Sharon Pricillia Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan
  • Hanna Priescilia Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan

DOI:

https://doi.org/10.24114/jpkm.v23i2.7026

Abstract

                                          AbstrakWarga Desa Cukanggenteng, Ciwidey, Kabupaten Bandung memproduksi panganan khas berupa ikan pindang sebagai penghasilan tambahan. Berbagai jenis pindang yang dihasilkan di antaranya pindang mojang, pindang bandeng dan pindang ikan mas. Produk pindang ikan yang dihasilkan dijajakan secara berkeliling dan laku terjual. Masalah yang dihadapi adalah produk pindang ikan relatif tidak tahan lama, sehingga pemasarannya terbatas. Pemindangan ikan sendiri sebetulnya sudah merupakan suatu upaya pengawetan. Akan tetapi tanpa pengemasan yang baik, produk pindang ikan akan cenderung mudah rusak dan tidak tahan lama. Kegiatan pengabdian ini berupa kegiatan tahun pertama yang melakukan kajian awal terhadap masalah pengawetan ikan pindang Desa Cukanggenteng. Kegiatan yang dilakukan terdiri atas studi awal kondisi produksi ikan pindang, uji coba laboratorium pengemasan ikan pindang dan sosialisasi kepada masyarakat. Berdasarkan uji coba laboratorium, diketahui bahwa pengemasan vakum untuk produk ikan pindang bandeng dan mojang memberikan umur simpan 14 hari pada suhu ruang, dibanding ikan yang tidak dikemas (5 hari). Pada tahap sosialisasi dijelaskan cara pengemasan yang dilakukan, serta memperkenalkan Good Manufacturing Practices (GMP), selain menjaring aspirasi mengenai kebutuhan warga untuk pengembangan produksi ikan pindang. Kata kunci: GMP; ikan pindang; pengemasan vakum                                                     AbstractPeople in Cukanggenteng Village, Ciwidey, Bandung, produce indigenous food product, which is cooked salted fish. Various salted cooked fish is available, such as milk fish, mojang fish, carp, etc. The products is sold from house to house and well sold. However this product has relatively short shelf life, thus limiting its marketing area. Salting is known as easy preservation method, but in this case, without proper food packaging, the fish shelf life is still not long enough for business expansion. This community service activity was the first year activity to do initial study about salted cooked fish preservation problem in Cukanggenteng Village. In this stage we did initial study of salted cooked fish production process, laboratory test to observe the shelf life of salted cooked fish with and without vaccuum packaging, and socialization of its result to fish producer in the village. Based on the test, we obtained that vaccuum packaged fish had 14 days shelf life, compared to ones not packaged. This result had been socialized to the fish producer, along with introduction of good manufacturing practices. Keywords: good manufacturing practices, salted cooked fish, vacuum packaging

Downloads

Published

2017-07-04