Peran 3P dalam meningkatkan produk UMKM berdaya saing di Pasar Domestik dan Internasional
DOI:
https://doi.org/10.24114/jpkm.v21i80.4783Abstract
Krisis Ekonomi tahun 1998 menunjukkan bukti kepada kita semua bahwa saat krisis itu terjadi banyakperusahaan besar yang gulung tikar, dikarenakan bahan baku impor meningkat secara signifikan, biayacicilan utang meningkat, nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menurun dan berfluktuasi. Sektorperbankan terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Kemampuan mereka sabagaipilar perekonomian nasional yang begitudibanggakan pada masa orde baru tidak mampu menahanterpaan krisis moneter 1998 yang mengaibatkan mereka gulung tikar. Akibatnya terjadi pemutusanhubungan kerja terjadi dimana-mana, yang berkorelasi positif pada tingginya tingkat penganguran.Namun pada saat bersamaan perusahaan dalam skala mikro, kecil dan menengah(UMKM)memperlihatkan eksitensinya dan dapat menyumbang GDP sebesar 552.945,40 miliar.Oleh karena itu UMKM memiliki paran sentral dalam perekonomian Negara terbukti dengan peran UMKMyaitu dalam menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja,mensukseskan program dari mentri perindustrian yaitu tentang diversivikasi produk dalam neghadapipersaingan global. Tetapi sang penyokong perekonomian yaitu UMKM tidaklah merata dalam kemampuandan kapasitas produksinya menurut survey badan pusat stastistik 80 persen pelaku UMKM masihmengalami berbagai masalah seperti bahan baku, pemasaran, modal, bbm (energi), transportasi,ketrampilan, upah buruh dan hal yang paling banyak dihadapi pelaku UMKM adalah masalah modal danbaha baku. Oleh karena itu diperlukan peran dari semua sektor ( palaku usaha, masyarakat, pemerintah,Bank) dalam mengatasi masalah yang dihadapi pelaku UMKM sehingga mereka dapat meningkatkanintensitas kegiatan usahanya serta peningkatan kualitas produk sehingga produk UMKM dapat kompetitifdipasar internasional, selain itu penulis menyarankan kepada pemerintah untuk mengintensifkan program3P ( Pendampingan, Pemberdayaan dan Permodalan) untuk semua pelaku UMKM sehingga terjadisinerginisasi antara pelaku usaha UMKM dengan pemerintah. Dan pemerintah menciptakan Bank bahanbaku untuk men-supplay bahan baku serta memberikan kredit bahan baku kepada UMKM yang terbatasdalam modal sehingga dapat beroprasi secara normal.Published
2015-06-01
Issue
Section
Articles
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.