Patronase Politik dalam Konsep Kewarganegaraan di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan

Authors

  • Prayetno Prayetno Universitas Negeri Medan
  • Windawati Pinem Universitas Negeri Medan
  • Muhammad Iqbal Universitas Negeri Medan
  • Taufiq Ramadhan Universitas Negeri Medan

DOI:

https://doi.org/10.24114/jk.v20i2.44552

Keywords:

patronage, political, citizenship, pesantren, patronase, politik, kewarganegaraan

Abstract

AbstractThis study aims to see political patronage in the concept of citizenship in the Ar-Raudlatul Hasanah Medan pesantren. Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah is one of the modern pesantren that has kiai as an important figure. However, the relationship between kiai and santri tends to be emotional, cultural, and forms patronage. Kiai is a patron who has power and influence. While santri is a client group that has a sami'na wa atho'na attitude. This patronage is not only in religious matters but also in political matters. Referring to the concept of citizenship, the patronage established between Kiai and Santri is considered contrary to democratic principles. This is because the political behaviour of students is still influenced by kiai figures. The research method used is descriptive qualitative with an ethnographic approach. Primary data is deep interviews. While secondary data is sourced from books and journals. Data collection techniques were carried out by observation, interviews and FGDs. While the data validation technique uses the triangulation method. The results of the study found that political patronage in the Ponpes Ar-Raudlatul Hasanah took the form of half-hearted political patronage. The obedience of santri to kiai is limited to religious matters only, not in political matters.-------------------AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk melihat patronase politik dalam konsep kewarganegaraan di pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan. Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah merupakan salah satu pesantren modern yang memiliki kiai sebagai figur penting. Akan tetapi hubungan yang terjalin antara kiai dan santri cenderung bersifat emosional kultural dan membentuk patronase. Kiai merupakan patron yang memiliki power dan pengaruh. Sedangkan santri adalah kelompok client yang memiliki sikap sami™na wa atho™na. Patronase ini tidak hanya dalam urusan agama saja, melainkan juga dalam persoalan politik. Merujuk pada konsep kewarganegaraan, patronase yang terjalin antara kiai dan santri dianggap berlawanan dengan prinsip demokrasi. Hal ini dikarenakan perilaku politik santri masih dipengaruhi oleh figure kiai. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografi. Data primer berupa deep interview. Sedangkan data sekunder bersumber dari buku dan jurnal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan FGD. Sedangkan teknik validasi data menggunakan metode triangulasi. Adapun hasil penelitian ditemukan bahwa patronase politik di ponpes Ar-Raudlatul Hasanah berbentuk patronase politik setengah hati. Kepatuhan santri kepada kiai terbatas hanya dalam persoalan agama saja tidak dalam urusan politik.

References

Abdinigrum, A. R., & Supriyadi. (2023). Penguatan Watak Kewarganegaraan Santri di Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek R Krapyak Yogyakarta. Jurnal Kewarganegaraan, 20(1), 13“26. https://doi.org/10.24114/jk.v20i1.41016

Aji, H. A. (2020). Narasi Islamisme dan Pesantren: Pola Penolakan Islam Politik di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo. Jurnal Penelitian Keislaman, 15(2), 85“94. https://doi.org/10.20414/jpk.v15i2.1623

Aji, W. S., & Adnan, M. (2020). Hubungan Peran Kiai, Perilaku Pemilih dengan Pilihan Masyarakat Banjarnegara Pada Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Tahun 2018. Universitas Diponegoro.

Anam, S., Degeng, I. N. S., Murtadho, N., & Kuswandi, D. (2019). The Moral Education and Internalization of Humanitarian Values in Pesantren: A Case Study from Indonesia. Journal for the Education of Gifted Young Scientists, 7(4), 815“834. https://doi.org/10.17478/jegys.629726

Asiyah, S., & Chasanudin, A. (2020). Pondok Pesantren dan Dakwah Politik: Kajian Histori Pondok Pesantren Hasyim Asy™ari Bangsri Jepara. Jurnal Ilmu Dakwah, 40(1), 27“39. https://doi.org/10.21580/jid.v40.1.5296

Aspinall, E. (2013). A Nation in Fragments: Patronage and Neoliberalism in Contemporary Indonesia. Critical Asian Studies, 45(1), 27“54. https://doi.org/10.1080/14672715.2013.758820

Azra, A. (1999). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Reneka Cipta.

Bolland, B. J. (1971). The Struggle of Islam in Modern Indonesia: Slightly Revised Reprint. https://doi.org/10.1163/9789004286894

Bungin, B. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Depok: Rajawali Pers.

Dhofier, Z. (2011). Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Hendri. (2020). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendidikan Pesantren dalam Membentuk Keadaban Moral Santri. Jurnal Kewarganegaraan, 17(1), 35“49. https://doi.org/10.24114/jk.v17i1.18702

Hiariej, E., & Stokke, K. (2022). Introduction: Politics of Citizenship in Indonesia. In The Politics of Citizenship in Indonesia (hal. 1“16). https://doi.org/10.1007/978-981-16-7955-1_1

Huisman, A. J. W., & Noer, D. (1978). The Modernist Muslim Movement in Indonesia, 1900-1942. Journal of the American Oriental Society, 98(2), 168“169. https://doi.org/10.2307/600979

Misbah, M. (2019). Relasi Patronase Kiai-Santri dalam Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Ma™hadutholabah Babakan Tegal. Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi), 5(2), 213“227. https://doi.org/10.18784/smart.v5i2.817

Mulkhan, A. M. (1992). Runtuhnya Mitos Politik Santri. Yogyakarta: Sipress.

Noor, M. (2019). Gaya Kepemimpinan Kyai. Jurnal Kependidikan, 7(1), 141“156. https://doi.org/10.24090/jk.v7i1.2958

Pinem, W., Jamaludin, J., Iqbal, M., & Lincah, M. (2021). Instilling Civic Disposition Values through Scouting Activities at SMP PAB 9 Klambir Lima Kebun, Deli Serdang. JED (Jurnal Etika Demokrasi), 6(1), 82“91. https://doi.org/10.26618/jed.v6i1.4558

Ridwan, N. (2010). Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal: Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Romli, L. (2004). Partai Islam dan Pemilih Islam di Indonesia. Jurnal Penelitian Politik, 1(1), 29“48.

Setiawan, E. (2013). Eksistensi Budaya Patron Klien Dalam Pesantren: Studi Hubungan Antara Kiai dan Santri. ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam, 13(2), 137“152. https://doi.org/10.18860/ua.v0i0.2372

Siswanto, I., & Yulita, E. (2019). Eksistensi Pesantren dengan Budaya Patronase (Hubungan Kiai dan Santri). MITRA ASH-SHIBYAN: Jurnal Pendidikan dan Konseling, 2(1), 87“107. https://doi.org/10.46963/mash.v2i1.27

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syaifurrahman, & Erihadiana, M. (2022). Nilai-Nilai Demokrasi Ala Pesantren sebagai Pembentuk Karakter Insanul Kamil di Pesantren Islam Hidayatunnajah Bekasi. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(2), 673“679. https://doi.org/10.54371/jiip.v5i2.483

Syarif, Z. (2012). Mitos Nilai-Nilai Kepatuhan Santri. TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 7(1), 19“30. https://doi.org/10.19105/tjpi.v7i1.376.

Syatori, A. (2018). Tafsir dan Ijtihad Politik Pesantren: Suatu Perspektif dari Pondok Buntet Pesantren Cirebon. Jurnal Yaqzhan: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan, 4(2), 350“383. https://doi.org/10.24235/jy.v4i2.3552

Yahya, I. (2016). Demokrasi Pesantren: Menebar Format Politik Yang Damai. At-Taqaddum, 6(2), 187“205. https://doi.org/10.21580/at.v6i2.713

Zamakhsyari, A., & Muhtadi, A. S. (2020). Elit Agama dan Gerakan Sosial Pada Masyarakat Cirebon. Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 5(2), 168“181. https://doi.org/10.24235/empower.v5i2.7244

Published

2023-09-30