Urgensi Organisasi Mahasiswa Gayo Perantauan Sebagai Wahana Akulturasi Budaya: Sebuah Tinjauan Teori Identitas Sosial

Authors

  • Sulistiani Sulistiani Universitas Negeri Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.24114/jk.v18i2.27287

Keywords:

nomads, gayo ethnic, cultural acculturation, social identity, perantau, etnik gayo, akulturasi budaya, identitas sosial

Abstract

AbstractMigrating is defined as a person's journey to another area to achieve the desired goal and stay, In the realm of education, many youths decide to go to other areas to get a good education and under expectations for the next life. The sophistication of today's technology makes migrating not a complicated thing to be doing in the community, especially the youth in taking education in place of choice. Based on the phenomena that occur to the lives of teenagers to study, the formulation of the research problem is planned, how students are social relations with the people of Jogja while in overseas land within the scope of the organization, this aims to find the strategy of student organizations of social life in Jogja. The research method is qualitative with a descriptive approach, data sources are Gayo students who are active in ethnic-based student organization activities in Jogja, data collection techniques are interview, observation, and documentation methods. The research results show that ethnic-based student organizations, IMAGAYO and IPEMAHLUTYO, carry out various activities such as the Saman and Guel dance as a form of interaction with the people of Jogja and adapt themselves by following the habits, behaviour patterns and Javanese culture as the majority culture in Jogja.-------AbstrakMerantau diartikan sebagai perjalanan seseorang ke daerah lain guna mencapai tujuan yang diinginkan dan menetap sementara, dalam ranah pendidikan banyak pemuda yang memutuskan untuk pergi ke daerah lain guna mendapatkan pendidikan yang baik dan sesuai dengan harapan untuk kehidupan selanjutnya. Kecanggihan teknologi saat ini menjadikan merantau bukan hal yang rumit untuk dilakukan oleh masyarakat khususnya kaum pemuda dalam menempuh pendidikan di tempat-tempat pilihan. Berdasarkan fenomena yang terjadi dalam kehidupan para remaja untuk menempuh studi, maka disusun rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana hubungan sosial mahasiswa dengan masyarakat Jogja selama berada di tanah rantau dalam lingkup organisasi, hal ini bertujuan untuk menemukan strategi organisasi mahasiswa dalam kehidupan sosial di Jogja. Metode penelitian yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif, sumber data adalah para mahasiswa Gayo yang aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan berbasis etnik di Jogja,  teknik pengumpulan data yaitu metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi mahasiswa berbasis etnik yaitu IMAGAYO dan IPEMAHLUTYO melakukan berbagai kegiatan seperti tari Saman dan Guel sebagai salah satu bentuk interaksi terhadap masyarakat Jogja dan menyesuaikan diri dengan cara mengikuti kebiasaan, pola tingkah laku dan  budaya Jawa sebagai budaya mayoritas di Jogja.

References

Bahry, R., Wanti, I. D., Lestari, T., Syai, A., & Djuaeni, I. (2014). Saman: Kesenian dari Tanah Gayo. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Carr, D. (2021). Personal Identity is Social Identity. Phenomenology and the Cognitive Sciences, 20(2), 341“351. https://doi.org/10.1007/s11097-020-09702-1

Creswell, J. W. (2016). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran (A. Fawaid & R. K. Pancasari, Penerj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Davis, K., & Newstrom, J. w. (1985). Human Behavior at Work Organizational Behavior (6 ed.; A. Dharma, Penerj.). Jakarta: Erlangga.

Dockery, A. M. (2012). Do Traditional Culture and Identity Promote the Wellbeing of Indigenous Australians? Evidence from the 2008 NATSISS. In B. Hunter & N. Biddle (Ed.), Survey analysis for Indigenous policy in Australia: Social science perspectives (Vol. 32, hal. 281“305). Canberra: ANU E Press.

Fujiantari, D., & Rachmatan, R. (2016). Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Mahasiswa Yang Aktif dan Tidak Aktif dalam Organisasi Kemahasiswaan. Jurnal Psikohumanika, 8(2), 43“60.

Gitosudarmo, I., & Sudita, I. N. (2014). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE.

Hamzah, I. F., Agoha, C., & Silviani, A. (2019). Membangun Identitas Sosial dalam Organisasi Mahasiswa Pascasarjana. Psycho Idea, 17(1), 32“41. https://doi.org/10.30595/PSYCHOIDEA.V17I1.4030

Harwood, J. (2020). Social Identity Theory. In The International Encyclopedia of Media Psychology (hal. 1“7). https://doi.org/10.1002/9781119011071.IEMP0153

Haslam, S. A., Haslam, C., Jetten, J., Cruwys, T., & Dingle, G. A. (2020). Social Identity. The Wiley Encyclopedia of Health Psychology, 679“688. https://doi.org/10.1002/9781119057840.CH119

Heniwaty, Y. (2015). Tari Saman Pada Masyarakat Aceh Identitas dan Aktualisasi. Universitas Negeri Medan.

Liebkind, K., Mähönen, T. A., Varjonen, S., & Jasinskaja-Lahti, I. (2016). Acculturation and Identity. In D. L. Sam & J. W. Berry (Ed.), The Cambridge Handbook of Acculturation Psychology (2 ed., hal. 30“49). https://doi.org/10.1017/CBO9781316219218

Miller, C. R. (2004). Ethnic Organizations and the Maintenance of Tradition. In D. Stanley (Ed.), Folklore in Utah: A History and Guide to Resources (hal. 216“223). Colorado: University Press of Colorado; Utah State University Press.

Muhtadi, A. S. (2016). Perspektif Perubahan Sosial. Bandung: Pustaka Setia.

Nuraeni, H. G., & Alfan, M. (2012). Studi Budaya di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Samovar, L. A., Porter, R. E., & McDaniel, E. R. (2010). Komunikasi Lintas Budaya; Communication Between Cultures. Jakarta: Salemba Humanika.

SD, H. A. (2015). Analisa Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Tari Saman Gayo Dalam Mengukuhkan Identitas Nasional Bangsa. Jurnal Hubungan Internasional, 4(1), 88“96. https://doi.org/10.18196/hi.2015.0069.88-96

Setiawan, I. M. B., Agung, I., Yufridawati, & Irmawati, A. (2017). Akulturasi Kebudayaan pada Masyarakat di Wilayah 3T: Peran PKBM terhadap Perubahan Sosial Budaya Masyarakat. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Balitbang, Kemendikbud.

Setiyawati, Y. (2019). Regulasi Diri Mahasiswa Ditinjau Dari Keikutsertaan Dalam Suatu Organisasi. Empati-Jurnal Bimbingan dan Konseling, 6(1), 71“78. https://doi.org/10.26877/EMPATI.V6I1.4115

Sholichah, I. F. (2016). Identitas Sosial Mahasiswa Perantau Etnis Madura. Jurnal Psikosains, 11(1), 40“52. https://doi.org/10.30587/PSIKOSAINS.V11I1.635

Sudirmanto, S. (2019). Perilaku Mahasiswa Rantau di Pekanbaru (Studi Kasus Mahasiswa Pelalawan). Jom Fisip, 6(11), 1“12.

Suwardani, N. P. (2020). œQuo Vadis Pendidikan Karakter dalam Merajut Harapan Bangsa Yang Bermartabat (I. W. Wahyudi, Ed.). Denpasar: UNHI Press.

Thaumaet, Y. A., & Soebijantoro, S. (2019). Akulturasi Budaya Mahasiswa Dalam Pergaulan Sosial di Kampus (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Madiun). AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA, 9(1), 113“124. https://doi.org/10.25273/AJSP.V9I1.3641

Vu, C. M., Nguyen, D., Tanh, D. B., & Chun, J. (2016). Case Study of an Ethnic Community-Based Organization in the United States. Nonprofit and Voluntary Sector Quarterly, 46(1), 199“217. https://doi.org/10.1177/0899764016654220

Published

2021-09-27