Peran Tradisi Boteng Tunggul dalam Memperkuat Civic Culture Masyarakat Adat Lombok

Authors

  • Hamdi Abdullah Hasibuan Universitas Pendidikan Indonesia
  • Ernawati Simatupang Universitas Pendidikan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.24114/jk.v18i1.22620

Keywords:

Boteng Tunggul, Civic Culture, Masyarakat Adat, Indigenous Peoples

Abstract

AbstractBoteng Tunggul is one of the traditions of the East Lombok community which has unique wisdom values. This tradition is always carried out at the traditional ceremonies of the East Lombok people. In the process of implementing the Boteng Tunggul tradition, it becomes a tradition that has elements that can strengthen the civic culture in it. This research will explore the role of the boteng waiting tradition in strengthening the civic culture for the people of East Lombok. This study uses a qualitative approach to literature study methods. In this research, we will use the first data source. The data collection technique is done by using literature studies. In doing data analysis technique is done by reducing data, displaying data, and drawing conclusions. The results of the study found the entanglement of the Boteng Tunggul tradition by strengthening the civic culture in the people of East Lombok. In the stump, boteng tradition becomes a culture that can sustain citizens in it as a form of realizing the identity of the indigenous people of Lombok. This tradition is always carried out by the people of East Lombok by instilling the values of togetherness, mutual cooperation, responsibility, and tolerance in it. As well as this has illustrated that the civic culture can be strengthened by preserving and advancing this tradition.---------------AbstrakBoteng Tunggul merupakan salah satu tradisi dari masyarakat Lombok timur yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal. Tradisi ini senantiasa dilaksanakan pada upacara adat masyarakat Lombok timur. Dalam proses pelaksanaan tradisi Boteng Tunggul menjadi tradisi memiliki unsur yang dapat memperkuat civic culture didalamnya. Penelitian ini akan mengeksplorasi peran dari tradisi Boteng Tunggu untuk menguatkan civic culture bagi masyarakat Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif.  Dalam penelitian ini akan menggunakan sumber data pertama. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan studi literatur. Dalam melakukan teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan keterkaitan tradisi Boteng Tunggul  dengan memperkuat civic culture pada masyarakat Lombok Timur. Pada tradisi Boteng Tunggul menjadi kebudayaan yang dapat menopang warga negara didalamnya sebagai bentuk untuk mewujudkan identitas masyarakat adat Lombok. Tradisi ini selalu dilaksanakan masyarakat Lombok Timur dengan menanamkan nilai kebersamaan, gotong royong, tanggung jawab serta toleransi di dalamnya. Serta hal ini telah menggambarkan bahwa budaya kewarganegaraan dapat diperkuat dengan tetap melestarikan dan memajukan tradisi ini. 

References

Abdullah, I. (2015). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ali, M. (2014). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Almond, G. A., & Verba, S. (1963). The Civic Culture: Political Attitude and Democracy in Five Nations. Boston: Little, Brown and Company.

Anissa, F. (2015). Civic of Culture: Media, Kaum Muda, dan Mengenali Ke-Istimewaan Yogyakarta. Komunikator, 7(1), 1“18.

Fadilah, N. (2019). Tantangan dan Penguatan Ideologi Pancasila dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Journal of Digital Education, Communication, and Arts (DECA), 2(02), 66“78. https://doi.org/10.30871/deca.v2i02.1546

Feriandi, Y. A. (2017). Revitalisasi Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan Jawa Sebagai Sumber Pembentukan Civic Culture dan Politic Culture. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 14(2), 176“182. https://doi.org/10.21831/civics.v14i2.15323

Geertz, C. (2016). Islam Observed Religious Development in Marocco and Indonesia. United States of America: Phoenix Editio.

Hendri. (2020). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pendidikan Pesantren dalam Membentuk Keadaban Moral Santri. Jurnal Kewarganegaraan, 17(1), 35. https://doi.org/10.24114/jk.v17i1.18702

Hidayat, O. T. (2019). Pembinaan Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) Melalui Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sunda. SOSIETAS, 9(1).

Jenks, C. (2017). Culture: Studi Kebudayaan (E. Setyawati, Penerj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Justiani. (2009). Globalisasi dan Nasionalisme Indonesia. Surabaya: Surabaya Post.

Khafid, S. (2019). Boteng Tunggul, Tradisi Ratusan Abad dari Desa Pringgasela. Diambil 10 Januari 2021, dari travel.tempo.co website: https://travel.tempo.co/read/1249114/boteng-tunggul-tradisi-ratusan-abad-dari-desa-pringgasela/full&view=ok

Komalasari, K., & Saripudin, D. (2017). Pendidikan Karakter Konsep dan Aplikasi Living Value Education. Bandung: Refika Aditama.

Kymlicka, W. (2015). Kewargaan Multikultural. Jakarta: LP3ES.

Lowie, R. H. (1937). The History of Ethnological Theory. New York: Rinehart & Company. Inc.

Mahardika, I. W. T., & Darmawan, C. (2016). Civic Culture dalam Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan. Humanika, 23(1), 20“31. https://doi.org/10.14710/humanika.23.1.20-31

Malatuny, Y. G., & Ritiauw, S. P. (2018). Eksistensi Pela Gandong Sebagai Civic Culture Dalam Menjaga Harmonisasi Masyarakat Di Maluku. Sosio Didaktika: Social Science Education Journal, 5(2), 35“46. https://doi.org/10.15408/sd.v5i2.10554

Mauludea, H., Nurhadianto, & Islamuddin. (2016). Budaya Masyarakat Suku Talang Mamak dalam Bagian Civic Culture. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 14(1), 53“68. https://doi.org/10.31571/edukasi.v14i1.285

Mubah, A. S. (2011). Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi. Jurnal Unair, 24(4), 302“308.

Munawir, M. C. J. (2020). Nilai Edukatif Dalam Budaya Lombok Nyongkolan. Jurnal Seni dan Pendidikan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 18(1), 42-50. https://doi.org/10.21831/imaji.v18i1.31643

Nahak, H. M. . (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65“76. https://doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76

Nanggala, A., & Malihah, E. (2020). Peran Tradisi Irung-Irung dalam Memperkuat Civic Engagement Generasi Muda di Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 5(1), 1. https://doi.org/10.17977/um019v5i1p1-16

Nurawang, R. (2019). Tradisi Tenun Boteng Tunggul Masyarakat Lombok Timur. Diambil 11 Januari 2021, dari daerah.sindonews.com website: https://daerah.sindonews.com/berita/1439489/29/tradisi-tenun-boteng-tunggul-masyarakat-lombok-timur?showpage=all

Nurdin, A. (2013). Revitalisasi Kearifan Lokal di Aceh: Peran Budaya dalam Menyelesaikan Konflik Masyarakat. Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 13(1), 135“154. https://doi.org/10.24042/ajsk.v13i1.645

Panjaitan, L. M., & Sundawa, D. (2016). Pelestarian Nilai-Nilai Civic Culture dalam Memperkuat Identitas Budaya Masyarakat: Makna Simbolik Ulos dalam Pelaksanaan Perkawinan Masyarakat Batak Toba di Sitorang. Journal of Urban Society™s Arts, 3(2), 64“72. https://doi.org/10.24821/jousa.v3i2.1481

Prayogi, R., & Danial, E. (2016). Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Pada Suku Bonai Sebagai Civic Culture di Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Humanika, 23(1), 61. https://doi.org/10.14710/humanika.23.1.61-79

Priatna, Y. (2017). Melek Informasi Sebagai Kunci Keberhasilan Pelestarian Budaya Lokal. Publication Library and Information Science, 1(2), 37. https://doi.org/10.24269/pls.v1i2.720

Rachman, F. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembangunan Berkelanjutan dan Tantangan Ketegangan. In B. Mulyono, M. Murdiono, Halili, I. Arpanudin, & Suyato (Ed.), Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan Ke-2: Penguatan Kajian Atas Isu-Isu Aktual Kewarganegaraan dalam Konteks Kependidikan dan Non-Kependidikan (hal. 209“236). Yogyakarta: Laboratorium PKn FIS UNY.

Ratih, D., & Suryana, A. (2020). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Leuweung Gede Kampung Kuta Ciamis dalam Mengembangkan Green Bihavior Untuk Meningkatkan Karakter Mahasiswa. Jurnal Artefak, 7(2), 141“152. https://doi.org/10.25157/ja.v7i2.4199

Saputra, I. (2017). Peran Organisasi Kepemudaan dalam Meningkatkan Pemahaman Wawasan Nusantara di Kalangan Pemuda Indonesia. Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya", 1(1), 33“41.

Sendjaja, S. D. (2013). Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suneki, S. (2012). Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah. Jurnal Ilmiah Civicus, II(1), 307“321. https://doi.org/10.32787/ijir.v3i1.88

Suparno, Geri Alfikar, Santi, D., & Yosi, V. (2018). Mempertahankan Eksistensi Budaya Lokal Nusantara Ditengah Arus Globalisasi Melalui Pelestarian Tradisi Gawai Dayak Sintang. Jurnal Pekan: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 3(1), 43“56. https://doi.org/10.31932/jpk.v3i1.144

Tamura, H. (2018). Penerapan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di SD Negeri 8 Rambutan Kabupaten Banyuasin Menuju Global Citizen. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 287.

Tylor, E. B. (2018). Primitive Culture; Part 1: The Origins of Culture. London: Murray.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Wahab, A. A., & Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganeraan. Bandung: Alfabeta.

Widyanti, T. (2015). Penerapan Nilai-Nilai Kearifan Lokal dam Budaya Masyarakat Kampung Adat Cireundeu Sebagai Sumber Pembelajaran IPS. Pendidikan Ilmu Sosial, 24(2), 157“162. https://doi.org/10.17509/jpis.v24i2.1452

Winataputra, U. S., & Budimansyah, D. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran). Bandung: Widya Aksara Press.

Published

2021-03-30

Issue

Section

Articles