Kuasa Tubuh Terhadap Seksualitas Reproduksi Pada Keluarga Nelayan Di Dusun Bagan Desa Percut Sei Tuan
DOI:
https://doi.org/10.24114/jas.v17i1.20023Keywords:
Seksualitas Reproduksi, Kuasa Tubuh, GenderAbstract
Budaya patriarki yang mendominasi pada keluarga nelayan menyebabkan kontrol patriarki terhadap seksualitas perempuan, menjadikan mereka tidak lagi memiliki otoritas atas tubuhnya sendiri. Kultur yang dibangun dengan kontrol atas seksualitas perempuan mengancam eksistensi perempuan yang dianggap sebagai liyan, sehingga menjadi akar masalah ketidakadilan gender pada keluarga tersebut. Kondisi ini menyebabkan perempuan tidak mempunyai kuasa atas tubuhnya sendiri dan timbulnya anggapan urusan biologis reproduksi merupakan urusan dan tanggung jawab perempuan namun, apabila kesetaraan gender berlaku didalam sebuah keluarga melalui komunikasi, kerjasama dan kesepakatan maka relasi yang terjalin antara suami dan istri berjalan dengan baik sehingga memungkinkan perempuan memiliki kontrol atas tubuhnya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kuasa Tubuh Terhadap Seksualitas Reproduksi Pada keluarga Nelayan Di Dusun Bagan Desa Percut Sei Tuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pengumpulan data melalui wawancara secara langsung dan observasi secara langsung dengan masyarakat di Dusun Bagan Desa Percut Sei Tuan. Hasil dalam penelitian ini yaitu: Pola relasi gender pada keluarga nelayan ada yang bersifart asimetris (tidak seimbang) dan ada pula yang seimbang. Hal ini bisa terlihat dari aktivitas yang dilakukan oleh suami maupun istri. Mengenai kajian kuasa tubuh terhadap seksualitas reproduksi, terdapat relasi kerja sama yang menyatarakan hak kuasa seks suami maupun istri. Kesetaraan tersebut meliputi hak memutuskan kapan dan bagaimana memilih alat kontrasepsi, hak bebas dari paksaan pihak lain terhadap seksualitas, hak kesehatan seksualitas. Untuk mencapai kesetaraan tersebut didapat melalui komunikasi, kerjasama dan kesepakatan. Sehingga perempuan memiliki kontrol atas tubuhnya sendiri. Namun ada pula keluarga yang kuasa tubuh terhadap seksualitas reproduksi terjadi melalui praktik budaya patriarki yang mengakibatkan seksualitas reproduksi perempuan diletakkan pada posisi inferior dan terdiskriminasi.Downloads
Published
2020-09-28
Issue
Section
Daftar Isi
License
This journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Share copy and redistribute the material in any medium or format
Adapt remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.