Penggalian Konsep-konsep œWandali Sebagai Upaya Melahirkan Model Penciptaan Karawitan

Main Article Content

Asep Saepudin
Ari Sahara
Subuh Subuh

Abstract

Tujuan penulisan ini untuk menggali berbagai konsep yang terdapat dalam Gending Wandali sebagai upaya menelusuri sebuah model penciptaan dalam garap karawitan. Tulisan ini berawal dari perenungan penulis bahwa, sebuah gending tidak hanya berhenti pada bentuk abstrak yang hanya bisa didengarkan telinga dalam waktu yang singkat, akan tetapi di dalamnya penuh peasan dan makna yang ingin disampaikan penciptanya, baik tentang dirinya maupun tentang karya itu sendiri. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, penelusuran dokumen, serta audiovisual. Wandali singkatan dari Jawa, Sunda dan Bali yaitu sebuah gending yang diciptakan oleh Nartosabdo pada tahun 1970-an yang bernuansa Jawa, Sunda, dan Bali. Gending ini sangat populer pada zamannya, juga masih sering dipentaskan pada masa sekarang di dalam budaya Jawa. Meskipun pencipta gending ini sudah meninggal, namun isi pesan melalui teks yang ingin dikomunikasikan oleh penciptanya masih sangat relefan untuk dibahas. Inilah apa yang dikatakan Roland Barthes sebagai mitos yakni teks-teks yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang disampaikan melalui komunikasi. Pesan-pesan tersebut disampaikan melalui berbagai teks yang ada di dalam karya. Karya merekalah yang berbicara. Ketika teks-teks ini mapan, maka tidak menutup kemungkinan melahirkan sebuah model penciptaan karawitan yang baru. Model ini selanjutnya akan mudah dipalikasikan di dalam minat penciptaan karawitan. Analisis Wandali terfokus pada tafsir berbagai konsep yang diperoleh dari pencipta dan juga gendingnya. Berdasarkan konsep-konsep tersebut diperoleh kesimpulan bahwa wandali adalah salah satu model penciptaan karawitan yang bisa diterapkan oleh  siapapun,  termasuk  para  mahasiswa  di  Perguruan  Tinggi  Seni. 

Article Details

Section
Grenek Music Journal
Author Biography

Asep Saepudin, ISI Yogyakarta Jalan Parangtrits Km. 6,5 Sewon Bantul Yogyakarta

Yth. Tim Editor Jurnal GrenekPerkenalkan saya Asep dari ISI Yogyakarta. Bermaksud mengirim artikel, mudah-mudahan dapat laik dimuat di Jurnal Grenek. Mohon konfirmasinya jika ada masukan atau informasi terkait perkembangannya. Terima kasihSalamAsep Saepudin

References

Arsola, P., Rafiloza, R., & N, S. (2021). Pacu Itiak Sebagai Sumber Penciptaan Komposisi œSRIPANGGUNG. Grenek Music Journal, 10(2), 1. https://doi.org/10.24114/grenek.v10i2.27428

Barthes, R. (1972). Mythologies. New York: The Nooday Press.

Barthes, R. (1977). Image Music Text. London: Fontana Press.

Creswell, J. W. (2013). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches. Los Angeles: University of Nebraska, Linciln.

Denzin, Norman K, and Lincoln, Y. S. (2009). Handbook of Qualitatif Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fauzi, A., & Widiastuti, U. (2021). Inovasi Instrumen Biola Berfret Di Mts Nurhasanah Kabupaten Batubara. Grenek Music Journal, 9(1), 1. https://doi.org/10.24114/grenek.v9i1.23292

Hastanto, S. (2009). Konsep Pathet Dalam Karawitan Jawa. Surakarta: Program Pascasarjana bekerjasama dengan ISI Press, Surakarta.

Hermawati, S., Arini, D., & Supriadi, Didin, S. (2015). Karakter Musik Etnik dan Represenatsi Identitas Musik Etnik. Panggung Jurnal Seni Dan Budaya, 25(2), 177“188.

Hidayati, R. K. (2016). Makna Tari Bajidor Kahot Ditinjau Dari Teori Semiotika Roland Barthes Semiotics Analysis Bajidor Kahot Dance Seen From Theory Semiotics of Roland Barthes. Promedia, II(2), 64“82.

Ibrahim, M. M. (2019a). Etika Sosial dalam Gending-Gending Karya Ki Narto Sabdo: Vol. (Issue). UIN Walisongo.

Ibrahim, M. M. (2019b). œEtika Sosial Dalam Gending-Gending Karya Ki Narto Sabdo. Semarang: UIN Walisongo Semarang.

Joseph, J. E. (2004). œThe Linguistic Sign, in The Gembrige Companion to Saussure. New York: Cambrideg University Press.

Karina, A. E., Rozak, A., & Sari, F. D. (2020). Alih Kreativitas Pelaku Seni Kabupaten Bireuen Sebagai Peluang Pendapatan di Tengah Wabah COVID-19 ( StudiI Kasus : NIZAR 41 Project Official ). Grenek: Jurnal Seni Musik, 9(2), 108“120.

Logie, J. (2013). 1967: The birth of œthe death of the author. College English, 75(5), 493“512.

Marsudi. (1998). œCiri Khas Gending - gendhing Ki Narto Sabdo: Kajian Musikologi Karawitan. PPS UGM Yogyakarta.

Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sahara, A. (2022). Analisis Bentuk dan Struktur Garap Geding Wandali Karya Ki Nartosabdo. Jurusan Karawitan FSP ISI Yogyakarta.

Satria, E. (2022). Aransemen Sholawat Syi™ir Tanpo Waton: Sebuah Proses Kreatif. Grenek Music Journal, 11(1), 55. https://doi.org/10.24114/grenek.v11i1.34789

Saussure, F. de. (1915). Course in General Linguistics, Translate by Roy Harris. London: Bloomsbury.

Suardi, D. (2017). Metode Penelitian Metode Penelitian. In Metode Penelitian Kualitatif (Issue 17). http://repository.unpas.ac.id/30547/5/BAB III.pdf

Sumanto. (1990). Nartosabdo Kehadirannya Dalam Dunia Pedalangan : Sebuah Biografi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.

Supanggah, R. (2009a). Bothekan Karawitan II: Garap. Surakarta: ISI Press.

Supanggah, R. (2009b). Bothekan Karawitan II: Garap. Surakarta: ISI Press.

Suparli, L. (2010). Gamelan Pelog Slendro: Induk Teori Karawitan.

Bandung: Sunan Ambu Press.

Suparli, L., Arini, D., & Supriadi, D. (2015). Karakter Musik Etnik. Panggung Jurnal Seni Dan Budaya, 25(2), 177“188.

Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.

Waridi in Supanggah. (2009). Bothekan Karawitan II:Garap. Surakarta: ISI Press.