Fungsi Sosial Silek Payudon dalam Upacara Ritual Bantai Adat Sebagai Tradisi Sakral Suku Batin Merangin

Authors

  • Ira Irmawati Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padangpanjang

DOI:

https://doi.org/10.24114/gsts.v4i1.60258

Abstract

Kajian penulisan ini adalah kajian sosiologi yang bertujuan untuk mengetahui fungsi sosial Silek Payudon dalam upacara ritual bantai adat sebagai tradisi sakral suku Batin kabupaten Merangin. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk kualitatif, dengan sumber data Bapak Iskandar yang mengetahui tentang Silek payudon dalam upacara ritual bantai adat. Hal itu bertujuan agar penulisan ini dapat menjawab dengan jelas perumusan masalah penulisan yang sudah ditetapkan. Data tersebut adalah hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa fungsi sosial silek payudon adalah sebagai ritual terakhir atau penutup dalam upacara ritual bantai adat, Silek Payudon adalah tari yang bersifat ritual, tujuannya sebagai wujud ungkapan rasa syukur terhadap tuhan Yang Maha Esa.

References

Adeng, Muchtar Ghazali. (2011). Antropologi Agama. Bandung: Alfabeta.

Adilia, W. F., & Said, I. M. (2019). Ritual Posuo Pingitan Pada Masyarakat Suku Buton. Ilmu Budaya, 7(2), 273“281.

Bauto, L. (2014). Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama). JPIS. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 23(2).

Damela, A. (2021). Kajian Sosiologis Ritual Tari Poang Suku Sakai Di Kecamatan Minas Kabupaten Siak Provinsi Riau (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).

Djelantik. (2001). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia bekerja sama dengan Arti.

Endraswara, Suwardi. (2006). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Giri, Wahyana. (2010). Sajen dan Ritual Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Hadi, Sumandiyo. (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pustaka.

Herdiansyah, Haris. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.

Junaedi, Deni. (2016). Estetika: Jalinan Subjek, Objek dan Nilai. Yogyakarta: ArtCiv.

Kusmayati, A.M. Hermien. (2000). Arak-arakan Seni Pertunjukan dalam Upacara Tradisional di Madura. Yogyakarta: Tarawang Press.

Moleong. (1994). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Rosdakarya.

Nazir, Mohammad. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Ratih, E. K., & Juwariyah, A. (2020). Konstruksi Sosial Upacara Adat Karo Suku Tengger di Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Jurnal Analisa Sosiologi, 9(2).

Ritzer, G. (2014). Teori Sosiologi Modern. (terjemahan: Triwibowo B.S.). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Soedarsono, RM. (1972). Djawa dan Bali Dua Pusat Pengembangan Seni Drama.

Sosani, Y. A. (2021). Transformasi Musik Pada Ritual Tradisi Kebangru™an: Kajian Sosiologi Seni. Sophist: Jurnal Sosial Politik Kajian Islam dan Tafsir, 3(2), 60-80.

Sudarsono, Agus, Agustna Triwijayanti. (2016). Pengantar Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta.

Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.

Downloads

Published

2024-05-13