EFEK HEPATOPROTEKTIF TEPUNG DAUN BANGUNBANGUN (Plectranthus amboinicus Lour ) PADA TIKUS PUTIH ( Rattus novergicus) YANG DIBERI AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL (AFM)

Authors

  • Bary Purba
  • Melva Silitonga

DOI:

https://doi.org/10.24114/jbio.v1i1.5218

Abstract

Bangunbangun (Plectranthus amboinicus Lour) telah digunakan untuk berbagai keperluan termasuk untuk memelihara kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun bangunbangun terhadap kadar SGPT  tikus wistar yang diberi AFM. Dua puluh empat ekor tikus putih digunakan dalam penelitian ini, dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat ekor jantan dan empat ekor betina. Setiap kandang ditempati dua ekor tikus, jadi tiap kelompok perlakuan disediakan empat kandang tikus. Tikus jantan dan betina dalam setiap kelompok ditempatkan dalam kandang terpisah. Tiap kandang dilengkapi dengan tempat makanan dan minuman, sekam, serta kawat kasa sebagai  penutup  pada bagian atas. Makanan dan minuman diberikan secara ad libitum. Cahaya ruang pemeliharaan dikontrol persis 12 jam gelap dan 12 jam terang. Sedangkan suhu dan kelembaban dibiarkan sesuai dengan kondisi alamiah. Tepung daun bangunbangun diberikan  secara oral menggunakan gastric tube setiap hari selama 30 hari. Aktifitas Fisik maksimal (AFM) diberikan dua hari sekali dengan cara berenang hingga tikus hampir tenggelam dan tampak tanda-tanda kelelahan berupa tenggelamnya hampir semua badan kecuali hidung dan melemahnya gerakan anggota gerak. Pada hari ke 31 darah tikus diambil dengan cara dekapitasi leher untuk analisis kadar SGPT dan SGOT. Data yang diperoleh dianalisis dengan anava dan dilanjutkan dengan BNT. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian TBB menurunkan kadar SGPT dan SGOT tikus yang diberi AFM hingga hampir sama dengan kontrol. TBB meningkatkan daya tahan berenang pada tikus.     Kata kunci: Plectranthus amboinicus Lour, SGOT, SGPT

Downloads

Published

2015-03-01