EFEKTIVITAS FERMENTASI BAHAN ORGANIK DALAM PENGELUPASAN JARINGAN MESOFIL DAUN KUPU-KUPU (Bauhinia purpurea L.)
DOI:
https://doi.org/10.24114/jbio.v6i2.15796Keywords:
Bahan organik, Bauhinia sp., Fermentasi, Tulang daun.Abstract
Daun Kupu-kupu (Bauhinia purpurea) memiliki tekstur tulang daun yang indah dan kuat untuk dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan lukisan. Ketersediaannya melimpah di lingkungan karena banyak ditemui sebagai tanaman peneduh jalan. Pembuatan tulang daun menggunakan bahan kimia dapat mencemari lingkungan sehingga perlu adanya bahan organik yang ramah lingkungan untuk mempercepat proses pengelupasan jaringan mesofil daun. Desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam penelitian eksperimental ini terdiri dari empat perlakuan dengan enam ulangan. Daun Kupu-Kupu segar direndam dalam empat larutan bahan organik yaitu: 1) enceng gondok; 2) air cucian beras (air leri); 3) jerami padi; dan 4) lumpur. Enceng gondok dan jerami padi difermentasi terlebih dulu dengan campuran larutan EM4, gula, dan dedek. Selanjutnya perendaman daun dalam seluruh bahan organik dilakukan selama 14 hari. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa persentase luas permukan daun yang mengelupas diukur menggunakan kuadran dengan skala 10x10 cm. Data persentase luas pengelupasan daging daun diuji normalitas dan homogenitasnya. Data diuji ANOVA satu faktor dilanjutkan uji Tukey untuk mengetahui bahan organik yang lebih efektif dalam pengelupasan mesofil daun Kupu-Kupu. Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh Fhitung sebesar 3,380. Bila dibandingkan dengan Ftabel (3,098) pada α=0,05, maka Fhitung>Ftabel, artinya terdapat perbedaan pengaruh berbagai bahan organik terhadap pengelupasan mesofil daun Kupu-Kupu. Bahan organik berupa fermentasi jerami, air leri, dan lumpur efektif dalam mengelupaskan mesofil daun. Rata-rata persentase tertinggi ditemukan pada media fermentasi jerami padi (87%). Bahan organik yang digunakan bersifat ramah lingkungan. Faktor yang mempengaruhi adalah suhu, pH media rendaman, dan keberadaan mikroorganisme. Pengidentifikasian jenis mikroorganisme mengalami kendala sehingga diperlukan penelitian lanjutan.References
Astuti, A. (2005). Aktivitas Proses Dekomposisi Berbagai Bahan Organik dengan Aktivator Alami dan Buatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian.
Hanafi, Y., Yulipriyanto, & Ocatvia, B. (2014, Desember). Pengaruh Penambahan Air Lindi terhadap Laju Dekomposisi Sampah Daun yang Dikomposkan dalam Vessel. Jurnal Bioedukatika, 2(2), 28-33.
Kumalasari, R., & Zulaika, E. (2016). Pengomposan Daun Menggunakan Konsorsium Azotobacter. Jurnal Sains dan Seni, 5(2), 64-66.
Manurung, R. (2004). Proses Anaerobik sebagai Alternatif untuk Mengolah Limbah Sawit. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Nurwahyuni, R., Hastuti, U. S., & Witjoro, A. (2015). Isolasi dan Identifikasi Kapang Pada Bercak Di Daun Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) dari Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban. Jurnal Ilmu Hayati UM, 1(1), 1-9.
Rengga, W. D., & Eko, S. (2013, Desember). Pemanfaatan Daun Sirsak (Annona muricata): Obat Tradisional dan Lampu Hias dari Tulang Daun. Rekayasa, 11(2), 89-94.
Saibi, N., & Tolangara, A. (2017, Mei). Dekomposisi Serasah Avecennia lanata pada Berbagai Tingkat Kedalaman Tanah. Techno, 06(01), 11-17.
Utomo, M. A., & Shovitri, M. (2014). Bakteri Tanah Pendegradasi Bahan Organik Desa Talango, Pulau Poteran, Sumenep. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 3(2), E80-E83.
Whittenberger, R., & Naghski, J. (1948). Separation and Mounting of Leaf Vein Skeletons and Epidermis. American Journal of Botany, 35(10), 719-722.
Zaman, B., & Sutrisno, E. (2007). Studi Pengaruh Pencampuran Sampah Domestik, Sekam Padi, dan Ampas Tebu dengan Metode Mac Donald terhadap Kematangan Kompos. Jurnal Presipitasi, 2(1), 1-7.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Yuni Astuti

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
For Authors Jurnal Biosains agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the Jurnal Biosains (JBIO) right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon the material) the work for any purpose, even commercially with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in JBIO (Jurnal Biosains)
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in JBIO (Jurnal Biosains)
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).