Pertarungan di Ranah Perparkiran (Studi Kasus Titi Rantai, Medan)

Authors

  • Lode Wijk Pandapotan Girsang Universitas Gadjah Mada
  • Fikarwin Zuska Universitas Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.24114/antro.v8i2.39616

Keywords:

Battle, Social Realm, Practice

Abstract

Tulisan ini mengkaji pertarungan yang terjadi di ranah sosial perparkiran di Kota Medan terkhusus di Kelurahan Titi Rantai. Parkir merupakan suatu ranah sosial yang di gandrungi oleh banyak pihak,seperti; pemuda setempat, organisasi kemasyarakatan, pengawas parkir dan aparat keamanan. Karena pada ranah perparkiran terdapat suatu sumber daya yang memikat dan memicu terjadinya pertarungan antar berbagai pihak. Pertarungan pada ranah sosial akan menghasilkan suatu praktik atau pola pengelolaan parkir. Metode yang digunakan adalah metode penelitian etnografi dengan teknik pengumpulan data melalui percakapan sehari-hari dan melakukan observasi partisipasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pertarungan yang terjadi pada ranah parkir menggunakan berbagai ˜modal™ yang memampukan agen untuk memenangkan pertarungan, yaitu modal simbolik, modal ekonomi, modal sosial dan modal budaya. Akumulasi modal dalam jumlah yang lebih besar menjadi penentu pada pertarungan pada ranah parkir, semakin besar akumulasi modal yang dimiliki akan memungkinkan agen/pelaku untuk memenangkan pertarungan pada ranah parkir. Kepemilikan modal dalam ranah parkir juga harus didukung oleh kemampuan agen/pelaku untuk mengaktualisasikan modal yang dimiliki.This paper examines the battle that occurs in the social realm of parking in Medan City, especially in Titi Rantai. Parking is a social domain that is loved by many parties, such as; local youth, civic organizations, parking inspectors and security forces. Because in the realm of parking, there is a resource that attracts and triggers a battle between various parties.  The fight in the social sphere will result in a practice or pattern of parking management. The method used is an ethnographic research  method with data collection techniques through daily conversation and conducting participation observations in April.  The results of this study show that the fight that occurs in the parking lot uses various 'capitals' that enable agents to win the fight, namely symbolic capital, economic capital, social capital and cultural capital. The accumulation of a larger amount of capital becomes decisive in the fight in the parking lot, the greater the accumulated capital owned will allow the agent / perpetrator to win the battle in the parking domain. Capital ownership in the parking lot must also be supported by the ability of agents/actors to actualize their capital.

References

Badan Keuangan Republik Indonesia (2015), Diakses melalui :http://medan.bpk.go.id/wp-content/uploads/2015/09/Perda-Nomor-2-Tahun-2014-Tentang-Retribusi-Daerah-Di-Bidang-perhubungan.pdf.;

Fashri, Fauzi. (2014) œPerre Bourdieu : Menyingkap Kuasa Simbol (Yogyakarta: JALASUTRA);

Harker, Richard. (2009) œ(Habitusx Modal) + Ranah= Praktik : Pengantar Paling Komprehensif Kepada Pemikiran Pierre Biurdieu (Yogyakarta: Jalasutra);

Jenkins, Richard. (2016) œMembaca Pikiran Pierre Bourdieu (Bantul: Kreasi Wacana) ;

Krisdinanto, Nanang. (2014) œPierre Bourdieu, Sang Juru Damai Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Surabaya. Sumber: repository.wima.ac.id/9237/;

Rye, Tom.(2011) œManajemen Parkir: Sebuah Kontribusi Menuju Kota Yang Layak Huni (Eschborn, 2011).;

Siahaan. (2016) œ Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Depok: Rajawali Pers);

Spradley, James P. (2007) œMetode Etnografi (Yogyakarta: Tiara Wacana);

Zuska, Fikarwin. (2008) œRelasi Kuasa Antar Pelaku Dalam Kehidupan Sehari-hari (Medan: FISIP USU PRESS).

Downloads

Published

2023-01-27

Issue

Section

Articles