Tradisi Ritual Bulan Suro pada Masyarakat Jawa di Desa Sambirejo Timur Percut Sei Tuan

Authors

  • Ayu Lusoi M Siburian Universitas Negeri Medan
  • Waston Malau Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

DOI:

https://doi.org/10.24114/gondang.v2i1.9764

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa ritual bulan suro begitu memiliki makna dan filosopi yang penting pada Suku Jawa dengan mengambil daerah penelitian di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan. Jenis Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif. Penelitian ini memaknai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti dari sampel dan populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan studi pustaka.Teori yang digunakan Peneliti dalam penelitian ini adalah Teori Religi dan Kebudayaan. Hasil penelitian ini adalah bahwa tradisi ritual bulan suro pada masyarakat jawa  merupakan suatu upacara adat yang diwariskan secara turun temurun pada masyarakat jawa. Ritual bulan suro ini bertujuan untuk menghindari kesialan, bencana, musibah, malapetaka serta untuk mendekatkan diri kepada Tuhan agar mendapatkan keselamatan , rahmat dan meminta ampun atas segala kesalahan yang dilakukan. Pelaksanaan tradisi ritual ini tidak terlepas dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan suro. Proses ritual bulan suro dimulai pada pagi hari yaitu kegiatan kenduri dan mengadakan pengajian oleh warga masyarakat Desa Sambirejo Timur, kegiatan malam di isi dengan permainan atau pergelaran wayang semalam suntuk. Dalam pergelaran wayang kulit, semua warga masyarakat yang ada di Desa Sambirejo Timur ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.

Author Biographies

Ayu Lusoi M Siburian, Universitas Negeri Medan

Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan

Waston Malau, Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan

References

Beatty, A. (2001). Variasi Agama di Jawa .Suatu Pendekatan Antropologi.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Dewantara, K.H. (1994). Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta:Percetakan Offset Taman siswa

Geertz, C. (1992). Tafsir Kebudayaaan. Yogyakarta: KANISIUS

Hamidy, U.U. (1985/1986). Dukun Melayu Rantau Kuantan Riau.Pekanbaru

Ihromi, T.O. (1996). Pokok-Pokok Antropologi Budaya.jakarta. yayasan obor Indonesia

Koentjaraningrat. (1999). Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia, Jakarta, Djambatan

Koentjaraningrat. (1996). Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Koentjaraningrat, (1984). Kebudayaan Jawa, Jakarta, Balai Pustaka.

Koentjaraningrat. (1987). Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Moleong, L.J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Pelly, U & Menanti, A. (1995). Teori-teori Sosial Budaya. Jakarta : Proy Proyek Pembinaan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Departemen P & K

Pelly, U. (1994). Urbanisasi dan Adaptasi : Peran Misi Budaya Minagkabau dan Mandailing, Jakarta: LP3ES

Scmidt, W. (1931). The Origin and Growth of Religion (Translated by H.J.Rose).London,Methuen & Co

Simanjuntak, B.A. (2008). Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi pada Masyarakat Pedesaan. Medan: Bina Media Perintis

Betty, S.R. (2004). Sosiologi Agama.Jakarta:Kencana

Djam™an, S. & Aan, K. (2011). Metode Penelitian Kualitatif.Alfabeta:Bandung

Suyanto, B. & Sutinah. (2007). Metode Penelitian Sosial. Jakarta:Kencana

Soekadijo, R.G. (1981). Antropologi budaya (suatu perspektif kontemporer edisi kedua). Penerbit Erlangga Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suyono, A. (1985). Kamus Antropologi. Jakarta : Akademika Presisindo

Downloads

Published

2018-06-06

How to Cite

Siburian, A. L. M., & Malau, W. (2018). Tradisi Ritual Bulan Suro pada Masyarakat Jawa di Desa Sambirejo Timur Percut Sei Tuan. Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya, 2(1), 28–35. https://doi.org/10.24114/gondang.v2i1.9764