Menghidupkan Identitas Kepulauan Riau Melalui Seni Tari Tradisional

Authors

  • Nur Sekreningsih Marsan Universitas Universal
  • Mia Juliana Siregar Universitas Universal

DOI:

https://doi.org/10.24114/gondang.v5i1.20964

Keywords:

Dance, Tradition, Riau Islands.

Abstract

This article was created with the aim of seeing the extent of the identity of Riau Islands through the art of dance known in the community and trying to revive the identity of traditional dance through documentation of the dance movement itself. Thus, the problem in this research is focused on traditional dance movements that are indeed the identity of Riau Islands identifiers, namely malay dance movements. This research was conducted by exploring the roots of the dance from art actors directly through interviews and documenting them. Through the collection of dance movement information is then documented so that it can be seen or read by all people. So that traditional dance as the identity of Riau Islands is well documented. Based on the results of the rersponden assessment, 61% stated that knowing and knowing the traditional dance of Riau Islands, the rest stated that less knowing the traditional dance. Art performances can only be enjoyed on certain occasions. To overcome this, one way to bring traditional dance identity to life is to gather information related to traditional dances and document them in the form of photos, videos and books, increasing the frequency of dance performances.

Author Biographies

Nur Sekreningsih Marsan, Universitas Universal

Program Studi Seni Tari, Fakultas Seni

Mia Juliana Siregar, Universitas Universal

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik

References

Afrian, G. (2020). Interview of œTarian di Anambas.

Ardiwinata, K. K. (2020). Interview of œGerakan Seni Tarian di Kepulauan Riau.

Arman, D. (2018). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Kebudayaan. Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau. Retrieved July 2019, from https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/mengenal-zapin-penyengat/

Aziah. (2020). Interview of œRagam Gerak Tarian Tradisi.

Cuciyanti. (2016). Kesenian Tari Topeng. Indramayu: Universitas Wiralodra Indramayu.

Darmastuti, R. (2013). Identitas Budaya. In Mindfulness dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta.

Darsiharjo, E., Rustiyantiand, S., & Sumiati, L. (2009). Pengembangan Potensi Seni Tradisi Di Jawa Barat Melalui Pembinaan Sentra-Sentra Budaya Industri Seni Dan Pariwisata. Bandung: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Depaterment Pendidikan Nasional.

Diansah. (2020). Interview of œGerak Dasar Tarian di Kepulauan Riau.

Direktur Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya. (2015). Jejak Langkah Joget Dangkong Pulau Moro. Jakarta: Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya.

Evawarni, N. (2006). Kesenian Tradisional Masyarakat Kepulauan Riau. Tanjung Pinang: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional .

Gusta, H. (2020). Interview of œMelihat Perkembangan Tarian Tradisional Asli Kepulauan Riau.

Hariyono, A. H. (2016). Ateng Japar: Sang Legenda Seni Pertunjukan Longser dan Peranannya di Kabupaten Bandung, Tahun 1975 “ 2002. Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, 1 (1), 87-101.

Hendra, D. F. (2020). Interview of œPopularitas Tari Hip Hop dan Daerah.

Hendra, D. F., & Marsan, N. S. (2020). Interview of œMembangkitkan Kembali Tari Melemang Yang Tenggelam Masa. Dance and Theatre Review.

Ibnu, A. (2020). Interview of œTari Persembahan di Kepulauan Riau.

Irwanto. (2020). Interview of œSeni Pertunjukkan di Kepulauan Riau.

Iskandar, T. N. (2013). Seni Tari Tradisional. Bandung: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro.

Islamiyah, A., Budiardjo, H., & Yurisma, D. Y. (2016). Perancangan Buku Referensi Karakteristik Tata Rias Tari Surabaya Dengan Teknik Fotografi Sebagai Sarana Informasi Masyarakat Surabaya. Surabaya: Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya.

Jazuli. (1989). Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang.

Kuntowijoyo. (1987). Tema Islam dalam pertunjukan Rakyat Jawa: Kajian Aspek Sosial, Keagamaan, dan Kesenian. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Murgiyanto, S. (1986). Komposisi Tari dalam Pengetahuan Dasar Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta.

Nihardja, K. (2015). Retrieved August 2019, from "Pengaruh Modernisasi pada Seni Pertunjukan Teater di Indonesia," [Online]. Available: http://kinihardja.blogspotco.id/2015/01/pengaruh-modernisasi- padaseni_14.html

Parman, S., & Syafruddin. (2010). Buku Panduan Tari Persembahan Adat Melayu Kepulauan RIau. Kepulauan Riau: Lembaga Adat Melayu.

Prastiawan, I. & Suharyanto, A., (2014), Medan: UNIMED PRESS.

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. (2016). Panduan Praktikum Pengenalan Gerak Tari Anak Usia Dini Pendidikan Seni Tari Pendidikan Anak Usia Dini. Padang: Universitas Sriwijaya.

Qudshi, S. K., Muhammad, M., Fauziah, S., Diska, R. R., Kamaliah, Iskandar, & Zen, M. (2000). Interview of œTeori dan Ragam Tari Jogi. Batam: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedarsono, R. M. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Stets, J., & Serpe, R. T. (2013). Identity Theory. In Handbook of Social Psychology, Handbooks of Sociology and Social Research (pp. 31 - 62). USA: Springer Science+Business Media Dordrecht .

Sulasman, & Gumilar, S. (2013). Teori-teori Kebudayaan: Dari Teori hingga Aplikasi. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sumiari, N. K., & Setyarini, P. (2015). Perancangan Media Publikasi Kesenian Tari Bali Berbasis Web. Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015. STMIK STIKOM Bali.

Suryana. (2020). Interview of œTari Jogi.

Syafaruddin. (2020). Interview of œTari sebagai Identitas Kepulauan Riau.

Tampubolon, R. O. (2020). Interview of œZapin Penyengat.

Zen, M. (2020). Interview of œPerkembangan Tarian Tradisional Kepualaun Riau.

Downloads

Published

2021-04-06

How to Cite

Marsan, N. S., & Juliana Siregar, M. (2021). Menghidupkan Identitas Kepulauan Riau Melalui Seni Tari Tradisional. Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya, 5(1), 40–52. https://doi.org/10.24114/gondang.v5i1.20964

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.