Bujang Gile: Ekspresi Simbolik Unsur Magis Timang Bubu Sambas melalui Instalasi Musik

Main Article Content

Rama Anggara
Asril Asril

Abstract

Karya Bujang Gile merupakan perwujudan dari interpretasi terhadap unsur magis yang tampak pada permainan tradisional Timang Bubu Melayu Sambas. Permainan Timang Bubu merupakan satu di antara folkor Melayu yang tumbuh dan berkembang di Desa Semate, Kab. Sambas, Kalimantan Barat. Timang Bubu dimainkan dengan media bubu sebagai alat peraga permainannya, serta iringan syair dan musik tradisional Melayu. Permainan dimulai ketika bubu yang dipegang oleh seorang pemaing (partisipan) bergerak dengan sendirinya sembari mantra dilantunkan oleh juru kunci. Pengkarya terinspirasi dari pengalaman estetis saat menjadi menjadi apresiator maupun partisipan dalam permainan. Secara penyajiannya, permainan Timang Bubu penuh dengan unsur magis. Fenomena tersebut dijadikan objek material dalam penciptaan karya musik Unsur magis diinterpretasi dan disadurkan ke dalam unsur musikal dengan konsep ekspresi simbolik melalui penggarapan instalasi musik. Instalasi musik yang dibentuk diperkaya dengan penerapan teknologi elektronik sebagai bentuk simbol yang inovatif dalam performatifnya. Karya musik Bujang Gile digarap dengan instrumentasi gambus, tiga buah kompang kerincing, gong, dan instalasi musik perkusif. Tahapan penciptaan dalam penggarapan yang dilakukan di antaranya: rangsangan awal, perumusan konsep, eksplorasi, penyusunan, dan pembentukan.

Article Details

How to Cite
Anggara, R., & Asril, A. (2023). Bujang Gile: Ekspresi Simbolik Unsur Magis Timang Bubu Sambas melalui Instalasi Musik. In Laboratory Journal: Jurnal Seni Pertunjukan Dan Seni Rupa, 1(2), 88–97. https://doi.org/10.24114/ilj.v1i2.49660
Section
Articles

References

Banoe, P. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Effendy, Chairil. (2006). Beccerite dan Bedande: Tradisi Kesastraan Melayu Sambas. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Hardjana, Suka. (2003). Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta: Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Kartika, Dharsono Sony. (2016). Kreasi Artistik. Perjumpaan Tradisi dan Modern dalam Paradigma Kekaryaan Seni. Karanganyar: Citra Sains.

Rafiek, M. (2015). Teori Sastra. Kajian Teori dan Praktik. Bandung: PT Refika Aditama.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukerta, Pande Made. (2011). Metode Penyusunan Karya Musik. Sebuah Alternatif. Surakarta: ISI Press Solo.

Sumardjo, Jakob. (2014). Estetika Paradoks. Bandung: Kelir.

Sunarto (Eds). (2017). Apresiasi Musik. Yogyakarta: Thafa Media.

Wahid, Masykur. (2015). Teori Interpretasi Paul Ricoeur. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.