Jejak Kisah Terakhir: Penciptaan Teater Menggunakan Metode Penyutradaraan Lee Strassberg

Abstract

Dalam menciptakan pertunjukan teater dengan naskah Jejak Kisah Terakhir yang memiliki latar belakang panti jompo yang terdapat di daerah Simpang Empat, Asahan. Sutradara terlebih dahulu melakukan penulisan naskah berdasarkan realita kehidupan yang terdapat di panti jompo. Pertunjukan Jejak Kisah Terakhir memiliki genre satir guna untuk menyempurnakan klimaks dari pertunjukan. Satir menjadi sarana kritik sosial untuk suatu perubahan yang lebih baik, disampaikan dengan cara komedi oleh aktor yang bertujuan untuk mengundang gelak tawa penonton.Dalam penciptaan teater Jejak Kisah Terakhir penulis menggunakan adalah metode penyutradaraan Lee Strasberg, adapun metodenya dibagi menjadi beberapa tahapan seperti; (1) Pelatihan aktor, (2) Pelatihan dramaturgi pertunjukan, (3) Persiapan pertunjukan. Pertunjukan teater ini memiliki tujuan yaitu menjadi penyadaran bagi penonton serta memberikan edukasi kepada setiap orang untuk lebih menghargai dan menyayangi kedua orang tua agar tidak memasukkan mereka kedalam panti jompo. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di panti jompo Simpang Empat,Asahan para orang tua yang terdapat disana sangat merindukan hadirnya sosok keluarga baik itu anak mereka ataupun sanak keluarga yang lain.