Melodi Akulturasi: Interpretasi Harmoni Budaya Minangkabau dan Islam dalam Ritual Mangaji Kematian

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses akulturasi budaya Minangkabau dan ajaran Islam dalam ritual upacara kematian mangaji di Korong Talaomundam, Kanagarian Ketaping Selatan. Penelitian ini juga bertujuan untuk menggali nilai-nilai budaya yang terjalin antara adat Minangkabau dengan prinsip-prinsip syariat Islam, serta bagaimana hal tersebut dapat diinterpretasikan dalam komposisi musik. Masalah yang diteliti adalah bagaimana akulturasi budaya Minangkabau dan ajaran Islam terjadi dalam ritual mangaji kematian, dan bagaimana unsur-unsur budaya serta agama tersebut dapat diterjemahkan dalam bentuk karya musik yang menggambarkan keseimbangan antara keduanya. Penelitian ini juga mempertanyakan peran adaptasi budaya dalam mempertahankan tradisi di tengah pengaruh Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Data diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara dengan tokoh adat dan masyarakat setempat, serta studi dokumentasi mengenai ritual mangaji kematian. Data tersebut dianalisis dengan pendekatan teori akulturasi budaya dan Islam serta teori interpretasi musik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual mangaji kematian di Korong Talaomundam, Kanagarian Ketaping Selatan mencerminkan akulturasi antara adat Minangkabau dan ajaran Islam. Ritual ini mempertahankan aspek sosial dalam tradisi Minangkabau, seperti pertemuan keluarga dan masyarakat, sementara tetap menghormati prinsip-prinsip ajaran Islam melalui pembacaan Al-Qur’an, doa, dan zikir. Dalam komposisi musik "Babaua", proses akulturasi ini diterjemahkan dalam simbol-simbol musikal yang menggambarkan identitas budaya Minangkabau dan agama Islam, dengan melodi yang menggabungkan elemen tradisional Minangkabau dan Timur Tengah.